Bisnis.com, PALEMBANG – Kenaikan harga cabai merah di Kota Palembang selama periode puasa dan lebaran telah berimbas terjadinya inflasi di kota itu pada Juli 2015 sebesar 1,05%.
Indeks harga konsumen (IHK) yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Selatan itu bahkan tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional pada Juli 2015 yang sebesar 0,93%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Bachdi Ruswana mengatakan permintaan masyarakat terhadap cabai merah selama bulan puasa memang cukup tinggi sementara suplainya terbatas.
“Hal tersebut membuat harga cabai merah melonjak hingga 47% dari kondisi normal dan memberi andil yang besar terhadap pembentukan inflasi di Palembang,” katanya, Senin (3/8/2015).
Dia mengatakan harga cabai merah telah memberi andil sebesar 0,24% terhadpa inflasi Palembang atau menempati peringkat pertama dari 109 komoditas yang mengalami kenaikan harga di kota tersebut.
BPS Sumsel memantau 386 komoditas di kota Palembang di mana hanya terhadap sembilan komoditas yang mengalami penurunan harga.
Pengaruh kenaikan harga cabai merah terhadap inflasi juga terjadi di Kota Lubuk Linggau sehingga membuat inflasi kota itu sebesar 1,90%.
Dia mengatakan jika inflasi kedua kota tersebut dihitung maka Sumsel mengalami inflasi sebesar 1,14% dengan laju inflasi year on year sebesar 7,67%.
Berdasarkan pantauan Bisnis di sejumlah pasar tradisional, harga cabai merah masih bertengger di angka tinggi, yaitu Rp40.000 per kilogram. Harga tersebut telah terbentuk sejak akhir Juli 2015.
Bachdi menambahkan selain cabai merah, komoditas lain yang menyumbang terjadinya inflasi Juli 2015 adalah angkutan udara.
Dia menjelaskan komoditas itu mengalami kenaikan harga untuk tiket pesawat mengingat tingginya arus mudik selama periode Lebaran.
“Harga tiket pesawat naik sekitar 16% karena banyak yang mudik, terutama untuk tujuan Palembang—Jakarta,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel