Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bahan Pangan di Balikpapan Diperkirakan Masih akan Naik

Harga bahan makanan diperkirakan akan kembali memberi andil terbesar dalam inflasi Juli di Kota Balikpapan. Pada inflasi Juni, kelompok ini memberikan andil sebesar 1,22% dengan indeks kenaikan harga sebesar 4,80%.
Beras/JIBI-Dedi Gunawan
Beras/JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, BALIKPAPAN—Harga bahan makanan diperkirakan akan kembali memberi andil terbesar dalam inflasi Juli di Kota Balikpapan. Pada inflasi Juni, kelompok ini memberikan andil sebesar 1,22% dengan indeks kenaikan harga sebesar 4,80%.

“Bercermin dari pengalaman tahun sebelumnya, komoditi yang biasanya mengalami inflasi adalah beras, tepung, minyak goreng, dan bumbu-bumbuan,” tutur Kepala Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan Nur Wahid, Jumat (3/7/2015).

Pada inflasi Juni, BPS Balikpapan mencatat komoditi yang mengalami inflasi pada kelompok bahan makanan antara lain beras, daging ayam ras, sawi hijau, apel, ikan selar, ikan kembung, dan kacang panjang.

Dia mengatakan inflasi pada komoditi ini disebabkan oleh melonjaknya permintaan pasar yang tak diimbangi dengan pasokan yang mampu menutupi lonjakan permintaan.

Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Balikpapan sebelumnya telah menyatakan bahwa pemasok bahan makanan seperti beras, telur, dan daging ayam, menjamin kelancaran pasokan selama bulan puasa.

“Ini karena kenaikan permintaan pada bulan puasa lebih tinggi dari hari-hari biasa, jadi pasokan yang dipasok akhirnya tidak mencukupi permintaan pasar,” sambung Nur.

Sebelumnya BPS mencatat inflasi di Balikpapan mencapai 1,23% dengan kenaikan indeks harga pada seluruh kelompok komoditi konsumsi rumah tangga. Adapun inflasi tahun kalender mencapai 3,38% dan inflasi year on year mencapai 8,18%.

Lebih lanjut, Nur menyiratkan kemungkinan capaian inflasi yang lebih tinggi hingga akhir Juli, mengingat adanya momen bulan puasa dan lebaran pada pertengahan bulan.

“Tapi kami tidak bisa memperkirakan secara pasti berapa angka inflasinya, khawatirnya akan lebih tinggi. Kebetulan Ramadhan tahun ini terbagi dua bulan, jadi lonjakan harga pasar tidak terkumpul pada satu bulan saja,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nadya Kurnia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper