Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRESIDEN JOKOWI DIHINA: Sang Menteri Nilai Presiden Peragu

Politisi PDI-Perjuangan Masinton Pasaribu menyayangkan adanya menteri yang mengkritik Presiden Joko Widodo sebagai orang peragu, karena sebagai pembantu presiden seharusnya loyal dan menunjukkan kinerja yang baik.
Sejumlah menteri kabinet kerja berbincang sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/6). Sidang tersebut membahas soal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016./Antara
Sejumlah menteri kabinet kerja berbincang sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/6). Sidang tersebut membahas soal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Politisi PDI-Perjuangan Masinton Pasaribu menyayangkan adanya menteri yang mengkritik Presiden Joko Widodo sebagai orang peragu, karena sebagai pembantu presiden seharusnya loyal dan menunjukkan kinerja yang baik.

"Ya harus di-reshuffle. Selama masih menjabat menteri, dia harus tunduk, taat dan loyal, menampakkan dedikasinya pada atasan langsung. Konsekuensi jabatan seperti itu," kata Masinton.

Menurutnya, kalau seorang menteri tidak berkenan pada kebijakan, bisa disampaikan ke Presiden langsung.

"Bukan lewat perantara. Menteri secara struktur pembantu presiden, bisa katakan siapa saja. Gak perlu mendegradasi Presiden".

Katanya lagi, menteri tersebut mengatakan Presiden Jokowi peragu.

"Mungkin karena mau di-reshuffle dia kemudian bilang presidennya ragu-ragu. Harusnya tidak boleh bawahan lakukan kritik pada presiden itu di luar rapat, kalau ada kebijakan, sampaikan ke presiden, bukan ke yang lain. Harusnya loyal," katanya.

Anggota Komisi III DPR RI itu memastikan bahwa menteri yang mengkritik presiden bukan dari PDI Perjuangan.

"Yang jelas bukan dari PD-IP. Aku sebut cirinya saja, bukan dari PDIP, bukan dari partai-partai pendukung, latar belakangnya profesional independen, menteri itu perempuan," kata Masinton.

"Presiden tahu. Kebiasaan presiden, kan gak reaksioner, didengarkan saja," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper