Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buya Syafii Maarif: Supaya Tidak Terlalu Besar Kepala, KPK Perlu Pengawas Independen

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus diawasi oleh komisi pengawas independen, agar tidak sewenang-wenang dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Tokoh nasional Buya Syafii Maarif usai pertemuan konsultasi dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/6/2015)./Antara-Yudhi Mahatma
Tokoh nasional Buya Syafii Maarif usai pertemuan konsultasi dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/6/2015)./Antara-Yudhi Mahatma

Kabar24.com, JAKARTA—Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus diawasi oleh komisi pengawas independen, agar tidak sewenang-wenang dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Syafii Maarif, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, mengatakan tidak ada yang krusial dari Undang-Undang (UU) KPK saat ini. Hanya saja, lembaga antirasuah tersebut perlu diawasi oleh pihak independen, untuk mencegah penyalahgunaan kewenangan.

“Perlu tim pengawas independen. Kewenangan penyadapan dan penyidikan tidak ada masalah. Hanya saja, supaya KPK tidak terlalu besar kepala, harus ada tim independen untuk mengawasi mereka,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/6/2015).

Zulkarnaen, Komisioner KPK, sebelumnya mempertanyakan kesiapan draf revisi UU KPK yang diusulkan DPR menjadi Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2015.

Pasalnya, revisi aturan tersebut memerlukan persiapan yang matang, karena menyangkut upaya pemberantasan korupsi di dalam negeri.

Menurutnya, KPK memandang UU yang ada saat ini masih cukup memadai, karena lembaganya masih dapat beroperasi secara efektif dalam pemberantasan korupsi.

Bahkan, saat ini KPK sudah lebih banyak melakukan koordinasi, dan supervisi dengan lembaga di pemerintah pusat dan daerah untuk mencegah tindak pidana korupsi.

Untuk diketahui, Badan Legislasi DPR melaporkan revisi UU KPK menjadi menjadi program legislasi nasional 2015 dalam Sidang Paripurna lalu.

Badan Legislasi mengklaim percepatan pembahasan revisi UU KPK dilakukan atas dorongan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang kemudian disetujui oleh seluruh fraksi.

Setidaknya ada lima isu krusial yang menjadi persoalan dalam naskah revisi UU KPK, yaitu pembatasan kewenangan penyadapan, pembentukan dewan pengawas KPK, penghapusan kewenangan penuntutan, pengetatan rumusan kolektif kolegial, dan pengaturan pelaksana tugas pimpinan yang berhalangan hadir.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper