Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI AS: Pertumbuhan Tak Berkorelasi Dengan Ekspor Asia

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tak lagi berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekspor Asia karena perubahan orientasi permintaan konsumen.
Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tak lagi berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekspor Asia karena perubahan orientasi permintaan konsumen./Reuters
Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tak lagi berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekspor Asia karena perubahan orientasi permintaan konsumen./Reuters
Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tak lagi berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekspor Asia karena perubahan orientasi permintaan konsumen.
 
Kepala Strategi Pasar Asia dari National Australia Bank Ltd Christy Tan mengatakan alih-alih membeli dari negara Asia, saat ini AS lebih banyak mengimpor barang dari negara tetangganya seperti Meksiko.
 
Selain itu, Tan juga menilai permintaan konsumen AS juga lebih banyak berbentuk jasa dibandingkan dengan barang fisik. Di sisi lain, kendati upah cenderung naik masyarakat tak lantas menghabiskannya dengan membeli barang dalam jumlah dan nilai yang lebih besar. Peningkatan pendapatan itu dialokasikan untuk membayar utang.
 
“Asia sangat ketinggalan dibandingkan dengan pemulihan di AS. Ekspor tak menjadi pemacu pemulihan di wilayah Asia. Perbaikan AS kali ini mengubah struktur dan permintaan lebih banyak berorientasi domestik,” kata Tan, Senin (22/6).
 
Pada 2009, pertumbuhan ekspor di China, Jepang, Korea Selatan tercatat menanjak seiring dengan penguatan indeks Institute for Supply Management (ISM) AS. Sementara dalam lima bulan pertama tahun ini, ekspor dari negara-negara itu ke AS terkontraksi dibandingkan dengan periode yang sama pada beberapa tahun sebelumnya, khususnya pada 2007 sebelum krisis menghantam.
 
Sepanjang Januari-Mei 2015, ekspor China ke AS tercatat hanya bertumbuh 11,2%. Angka itu melembam cukup tajam dibandingkan dengan periode yang sama pada 2007 saat eksportasi China tumbuh 20%.
 
Di sisi lain, depresiasi harga komoditas juga mempengaruhi aktivitas ekspor, Korea Selatan misalnya, negara itu cukup terpukul dengan ambruknya harga minyak karena Korea termasuk salah satu pemilik kilang minyak terbesar.
 
Penyusutan ekspor ini sekaligus merefleksikan perlambatan umum yang melanda perdagangan global sejak guncangan krisis finansial. Data dari pemerintah AS menunjukkan hingga April, rekan dagang terbesar Negeri Paman Sam adalah Kanada dengan porsi 15,7% terhadap total nilai ekspor-impor yang mencapai US$1,23 triliun.
 
China menduduki posisi kedua dalam daftar rekan dagang diikuti oleh Meksiko. Adapun, sepanjang tahun ini dari daftar 15 negara rekan dagang terbesar AS, setidaknya ada lima negara Asia yang tercatat di dalamnya, yakni China, Jepang, Korea Selatan, India, Taiwan.
 
//Defisit Memburuk//
Di sisi lain, performa perdagangan AS pun masih rapuh. Hal itu tercermin dalam defisit neraca yang kian melebar. Sepanjang Januari-April, defisit neraca perdagangan AS mencapai US$244,99 miliar, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat senilai US$243,95 miliar.
 
Defisit ini pun menggiring neraca transaksi berjalan menorehkan defisit. Data Departemen Perdagangan. AS menunjukkan selama kuartal I/2015 defisit melebar ke level 9,9% terhadap produk domestik bruto (PDB) setaa dengan US$113,3 miliar. Capaian itu adalah yang terburuk sejak 2012.
 
Apresiasi dolar berlebih dan gangguan di sejumlah pelabuhan dituding menjadi biang keladi merosotnya performa dagang AS. Pasalnya, nilai dolar yang melambung menggerus daya saing produk asal AS karena biaya produksi menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan produk dari negara lain. (Ardhanareswari/Bloomberg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper