Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Kapal Pencuri Ikan di Laut Kita Seperti Pasar Malam

Presiden Joko Widodo mengungkapkan besarnya potensi perikanan di Indonesia Timur. Sayangnya, potensi tersebut lebih banyak dimanfaatkan oleh kapal asing.
Kapal nelayan asing dibakar/Antara
Kapal nelayan asing dibakar/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengungkapkan besarnya potensi perikanan di Indonesia Timur. Sayangnya, potensi tersebut lebih banyak dimanfaatkan oleh kapal asing. 

"Di Maluku, Ternate, Tidore ikan-ikan sangat melimpah. Saya lihat sendiri yang namanya kapal kayak pasar malam, lampunya banyak sekali ngambil ikan. Sayangnya bukan kapal kita, kapal asing," ujar Jokowi dalam Trade & Investment Forum yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Koordinator Wilayah Timur, Senin (25/5/2015). 

Jokowi menuturkan kekecewaannya atas maraknya illegal fishing di perairan Indonesia. Apalagi kerugiannya diproyeksi sangat besar hingga mencapai Rp300 triliun. 

"Perlu saya infokan di seluruh Indonesia ada 7.000 kapal asing lalu lalang ambil ikan kita. Kerugiannya Rp300 triliun hitungannya. Itu menurut saya 70% ada di Indonesia Timur, selama ini dibiarkan," tuturnya. 

Menurut Presiden, sumber daya perikanan yang melimpah merupakan potensi yang harus digarap oleh pengusaha nasional dengan menggulirkan investasi di sektor perikanan tangkap, unit pengolahan ikan (UPI), hingga cold storage dan pengalengan ikan. 

"Inilah investasi yang diperlukan Indonesia Timur agar ikan-ikan tidak diambil mereka dan kita menjadi penonton," tegasnya. 

Untuk mengembangkan sektor perikanan nasional, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp30 triliun pada tahun anggaran 2016. Dana yang sangat besar tersebut diarahkan untuk bidang perikanan tangkap, revitalisasi nelayan tangkap, dan mengembangkan perikanan budidaya. 

"Kami minta tambahan untuk anggaran alat tangkap, perahu nelayan, perkapalisasi, perkampungan nelayan, teknologi, cold storage. Kita minta Rp30 triliun, paling besar untuk industri tangkap dan budi daya," tuturnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (25/5/2015).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper