Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komitmen Pemberantasan Narkoba Meluas ke Mekong Besar

Seusai mengadakan rapat di Hanoi, Vietnam, para menteri dan aparat senior dari kawasan Mekong Besar bersama Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mengabsahkan strategi baru guna memerangi ancaman narkoba yang semakin meningkat dan berkembang di wilayah tersebut.
Ladang candu (opium)/Ilustrasi-en.wikipedia.org
Ladang candu (opium)/Ilustrasi-en.wikipedia.org

Bisnis.com, JAKARTA - Seusai mengadakan rapat di Hanoi, Vietnam, para menteri dan aparat senior dari kawasan Mekong Besar bersama Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mengabsahkan strategi baru guna memerangi ancaman narkoba yang semakin meningkat dan berkembang di wilayah tersebut.

Jeremy Douglas, Wakil Regional untuk Asia Tenggara dan Pasifik mengatakan rapat tersebut juga menciptakan penandatangan Nota Kesepahaman (MOU) Mekong mengenai Pengendalian Narkoba dengan enam negara yakni Kamboja, Tiongkok, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.

“Para menteri, aparat senior, dan pejabat UNODC mempertimbangkan tren pembuatan, perdagangan, dan penggunaan narkoba, serta tantangan yang saat ini dihadapi kawasan Mekong Besar,” katanya, Jumat (22/5/2015).

Dia menambahkan data terbaru yang kurang menggembirakan menunjukkan bahwa peredaran obat-obatan gelap dan zat prekursor terus meningkat dan mengancam kawasan tersebut.

Pembuatan dan penjualan sabu-sabu dan heroin di dalam dan dari Mekong Besar menghasilkan lebih dari 31 miliar dolar Amerika per tahun untuk kelompok kriminal terorganisir.

“MOU Mekong menyediakan sarana yang ideal untuk menghadapi tantangan-tantangan operasional terkait pembuatan dan perdagangan narkoba dan zat prekursor di kawasan tersebut,” tuturnya.

Narkoba sintetis, paparnya, terutama sabu-sabu masih merupakan ancaman narkoba terbesar bagi kawasan tersebut, dan persediaannya terus bertambah.

Produksi sabu-sabu terjadi setelah penyimpangan dan kemudian perdagangan gelap zat prekursor ke laboratorium narkoba ilegal. Kemunculan obat-obatan sintetik psikoaktif yang tidak terkontrol juga menimbulkan dampak di kawasan tersebut.

Tidak hanya itu, ungkapnya, pembiakan gelap opium dan pembuatan heroin juga masih menjadi perhatian utama. Survei opium tahunan UNODC memperkirakan bahwa pembiakan opium di wilayah Segitiga Emas Myanmar dan Laos telah meningkat tiga kali lipat sejak 2006 menjadi sekitar 762 ton untuk opium dan 76 ton untuk heroin pada 2014.

Data tersebut menjadikan kawasan ini sebagai tempat kedua tertinggi setelah Afganistan dalam produksi opium dan heroin.

“MoU ini juga merupakan penguatan kerja sama dalam sejumlah bidang yakni penegakkan hukum, termasuk manajemen perbatasan, isu hukum dan peraturan perundangan, isu kesehatan dan penggunaan obat-obatan, dan pembangunan alternatif yang berkelanjutan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Atiqa Hanum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper