Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM ISRAEL: Pembangunan Rumah di Jerusalem Timur Akan Dilanjutkan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (18/5) mengatakan Israel akan melanjutkan pembangunan rumah di seluruh Jerusalem, termasuk Jerusalem Timur --tempat rakyat Palestina bermaksud membangun ibu kota buat negara masa depan mereka.
PM Israel Benjamin Netanyahu/Reuters
PM Israel Benjamin Netanyahu/Reuters

Bisnis.com, JERUSALEM -  Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (18/5/2015) mengatakan Israel akan melanjutkan pembangunan rumah di seluruh Jerusalem, termasuk Jerusalem Timur --tempat rakyat Palestina bermaksud membangun ibu kota buat negara masa depan mereka.

Netanyahu berbicara selama sidang khusus parlemen untuk memperingati "Hari Jerusalem", yang diciptakan untuk menandai "penyatuan kembali" kota tersebut setelah Israel mencaplok bagian timurnya dalam Perang Timur Tengah 1967.

Status Jerusalem dan pembangunan permukiman Yahudi di Jerusalem Timur, tempat tinggal 300.000 orang Arab, adalah masalah inti dalam konflik Palestina-Israel.

Satu peraturan yang disahkan oleh Israel pada 1980 merujuk Jerusalem sebagai "ibu kota tak terpisahkan Israel", tapi pencaplokan Israel atas Jerusalem Timur tidak diakui oleh masyarakat internasional.

"Selama 48 tahun terakhir, kota Jerusalem yang disatukan kembali telah menjadi 'ibu kota Israel', begitulah keadaannya selama ini dan begitulah kondisinya nanti," kata Netanyahu di dalam pidatonya.

"Pendekatan saya sederhana --kami membangun di Jerusalem," kata Netanyahu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang. Ia menambahkan ia selama beberapa bulan belakangan telah memerintahkan dilanjutkannya pembangunan di Permukiman Har Homa dan Maale Hazeitim, Gilo, Ramat Shlomo dan Pisgat Zeev di Jerusalem Timur.

Saat memberi sambutan pada pertemuan terbuka, Ahad (17/5), Netanyahu mengatakan Jerusalem sejak dulu selalu menjadi ibu kota Yahudi saja, bukan bangsa lain.

Pernyataannya segera dicela oleh Palestina. Juru Bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan kepada kantor berita Palestina, Wafa, pada Senin bahwa takkan ada perdamaian dan kestabilan di Timur Tengah kecuali rakyat Palestina dapat memiliki Jerusalem Timur sebagai ibu kota mereka.

Abu Rudeineh memperingatkan pernyataan Netanyahu memperlihatkan langkah selanjutnya adalah bentrokan diplomatik; Palestina berpaling ke badan internasional untuk menggagalkan kebijakan merusak dari pemerintah Israel.

Ketegangan telah meningkat antara orang Palestina dan Yahudi dalam beberapa bulan belakangan di Jerusalem dan Tepi Barat Sungai Jordan akibat macetnya proses perdamaian pada April 2014. Telah terjadi puluhan serangan, kebanyakan di Jerusalem dan sekitarnya, serta di sekitar permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara/Xinhua-OANA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper