Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JK: Pencapaian PE 5,7% Butuh Usaha Keras

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku pencapaian pertumbuhan ekonomi 2015 sesuai target pemerintah sebesar 5,7% harus melalui upaya yang sangat keras.
Wapres Jusuf Kalla (tengah) berdiskusi dengan Wakasau Marsdya TNI Bagus Puruhito (kanan) dan Pangkoopsau I Marsda TNI A. Dwi Putranto (kiri) ketika memantau melalui layar monitor pencarian pesawat Air Asia QZ8051 dengan rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak di Kantor Basarnas Jakarta, Minggu (28/12). Pemerintah akan mengeluarkan kekuatan penuh untuk mencari pesawat AirAsia yang membawa 138 penumpang dewasa, 16 anak, satu bayi serta tujuh awak pesawat yang diduga hilang di lepas pantai Belitung. /Antara
Wapres Jusuf Kalla (tengah) berdiskusi dengan Wakasau Marsdya TNI Bagus Puruhito (kanan) dan Pangkoopsau I Marsda TNI A. Dwi Putranto (kiri) ketika memantau melalui layar monitor pencarian pesawat Air Asia QZ8051 dengan rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak di Kantor Basarnas Jakarta, Minggu (28/12). Pemerintah akan mengeluarkan kekuatan penuh untuk mencari pesawat AirAsia yang membawa 138 penumpang dewasa, 16 anak, satu bayi serta tujuh awak pesawat yang diduga hilang di lepas pantai Belitung. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku pencapaian pertumbuhan ekonomi 2015 sesuai target pemerintah sebesar 5,7% harus melalui upaya yang sangat keras.

Pernyataan itu disampaikan menanggapi terjadinya pelemahan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2015 yang tercatat hanya 4,7%. Angka itu menyusut dari kuartal sebelumnya 5,01%, bahkan jauh lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi periode yang sama 2014 sebesar 5,2%.

“[Pertumbuhan ekonomi] 5,7% tentu harus usaha keras, tapi kita lihat nanti,”ujarnya, Selasa(5/5/2015).

Dia menjelaskan pemerintah akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui stimulus pencairan belanja negara dengan lebih besar dan cepat.

Selain itu, pemerintah juga berkomitmen mempercepat pembangunan infrastruktur dasar sehingga investasi asing langsung bisa mengalir deras ke Indonesia.

Kendati realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini jauh lebih rendah dari target akhir pemerintah, Kalla memastikan pemerintah tak akan mengajukan perubahan anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) untuk kedua kalinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lavinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper