Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mewujudkan Migrasi yang Adil antara Asia dan Arab

Negara-negara di Teluk Timur Tengah menjadi alur migrasi terbesar dari Asia Selatan dan sebagian dari Asia Tenggara. Pekerja asing sangat tergantung dengan menempati hampir 90 pekerjaan di sektor swasta, kerapkali di konstruksi, jasa dan pekerjaan rumah.
Bendera negara Asia Afrika. /reuters
Bendera negara Asia Afrika. /reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Negara-negara di Teluk Timur Tengah menjadi alur migrasi terbesar dari Asia Selatan dan sebagian dari Asia Tenggara. Pekerja asing sangat tergantung dengan menempati hampir 90 pekerjaan di sektor swasta, kerapkali di konstruksi, jasa dan pekerjaan rumah.

Data dari International Labour Organization atau Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyatakan terdapat lebih dari 22 juta pekerja migran di negara-negara Arab.

Jumlah ini diperkirakan meningkat akibat proyek pembangunan infrastruktur besar seperti pembangunan terkait Piala Dunia Qatar 2022 dan Pameran Dunia Emirat Arab 2020.

Guna mengkaji tantangan-tantangan utama dalam alur migrasi antara antara Asia dan Negara-negara Arab, ILO bersama Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia menyelenggarakan Pertemuan Tripartit Asia dua hari pada 6-7 Mei 2015 di Bali, Indonesia.

Pertemuan ini dilakukan oleh perwakilan pemerintah, organisasi pengusaha dan pekerja dari tujuh negara Asia (Bangladesh, India, Indonesia, Nepal, Pakistan, Filipina dan Srilanka).

ILO menerangkan pertemuan ini akan membahas dan mendiskusikan lima tantangan yang diidentifkasi sebagai tantangan utama dalam alur migrasi antara Asia dan Negara-negara Arab, yang meliputi rekrutmen yang adil; pekerjaan dan kondisi kerja yang layak; keterampilan bagi calon dan pekerja dan pekerja yang kembali; peningkatan dampak pembangunan dari migrasi; dan kemitraan dan kerjasama internasional.

Pertemuan ini juga memberikan sarana bagi para peserta untuk berbagi pengalaman dan mengkaji langkah-langkah ke depan dalam mencapai migrasi yang adil antara Asia dan Negara-negara Arab.

Selanjutnya, akan dijadikan bagian dari persiapan Pertemuan Menteri lintas kawasan (inter-regional Ministerial Meeting) pada Desember 2015 guna menyusun peta jalan dalam mencapai migrasi yang adil antara Asia dan Negara-negara Arab.

Agenda Migrasi yang Adil, disusun oleh Direktur Jenderal ILO Guy Ryder pada Juni 2014, menyerukan pentingnya “penyusunan agenda bagi migrasi yang adil yang tidak hanya menjunjung hak-hak dasar pekerja migran tapi juga menawarkan kesempatan atas pekerjaan yang layak.”

Agenda Migrasi yang Adil ini menekankan bahwa pekerja migran juga membantu adanya kemerataan kemakmuran. Ini dapat dicapai melalui pengembangan migrasi yang merespons kebutuhan negara asal dan tujuan, pekerja migran, pengusaha dan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Atiqa Hanum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper