Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DBH Sawit Minim, Riau Harapkan Tingginya Produksi CPO

Pemerintahan Provinsi Riau berharap agar produksi Crude Palm Oil (CPO) dapat menambah minimnya Dana Bagi Hasil (DBH) sawit dari pemerintahan pusat.
Pemerintahan Provinsi Riau berharap agar produksi Crude Palm Oil (CPO) dapat menambah minimnya Dana Bagi Hasil (DBH) sawit dari pemerintahan pusat./Bisnis
Pemerintahan Provinsi Riau berharap agar produksi Crude Palm Oil (CPO) dapat menambah minimnya Dana Bagi Hasil (DBH) sawit dari pemerintahan pusat./Bisnis
Bisnis.com, PEKANBARU -- Pemerintahan Provinsi Riau berharap agar produksi Crude Palm Oil (CPO) dapat menambah minimnya Dana Bagi Hasil (DBH) sawit dari pemerintahan pusat.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyad Juliandi Rachman mengatakan pendapatan dari CPO bisa menopang minimnya DBH sawit. Dia memprediksikan produksi CPO bisa menyumbangkan Rp1,5 triliun.
"Kalau CPO terus berproduksi dengan baik, bisa Rp1,5 triliun atau mungkin lebih. Ini bisa menutupi kurangnya DBH," ujarnya, Senin (13/4/2015)
Kini, DBH Minyak dan Gas (Migas) untuk Riau Rp1,9 triliun. Pemprov tengah melobi Dewan Energi Nasional (DEN) agar mendapatkan DBH CPO. Jika hal itu disetujui, maka Riau akan mendapatkan nilai pajak ekspor sebesar Rp8 triliun.
”DBH ini menjadi salah satu andalan dalam pendapatan daerah. Kita mengalami kesulitan kalau menutupinya dari sektor lain. Karena dananya besar dan Riau berptensi di sektor migas,” sambung Andi Rachman.
Wakil Ketua Kadin Riau Viator Butar-butar menanggapi untuk meningkatkan produksi CPO, proses hirilisasi harus dilakukan dengan cepat. Proses ini diterapkan Negara Malaysia yang dinilai berhasil dengan hilirisasi.
“Proses hirilisasi harus dilakukan dengan cepat. Sehingga permintaan akan terpelihara dengan kehadiran industri hilir domestik. Sekaligus akan menambah value added TBS (Tandan Bauh Segar) dan kelapa sawit,” katanya.
Namun, harga TBS di Riau untuk periode 8-14 April mengalami penurunan. Data dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau harga TBS usia 10 tahun kembali turun Rp5,96/kg menjadi Rp1.656,51/Kg dari periode sebelumnya sebesar Rp1.662,46/Kg.
Sementara untuk usia tiga tahun ditetapkan sebesar Rp1.185,77/kg dari Rp1.190,02/kg, usia empat tahun menjadi Rp1.324,07 dari Rp1.328,84/kg , usia lima tahun menjadi Rp1.416,83/kg dari Rp1.421,94/kg, dan usia enam tahun menjadi Rp1.4658,57/kg dai Rp1.463,81/kg.
Untuk usia tujuh tahun menjadi Rp1.514,22/kg dari Rp1.519,67/kg, usia delapan tahun menjadi Rp1.561,43/kg dari Rp1.567,05/kg, dan usia sembilan tahun menjadi Rp1.611,61/kg dari Rp1.617,39/kg.
Adapun harga rata-rata CPO menjadi Rp7.418,52/kg dari Rp7.473,33/kg dan inti sawit dari Rp5.296,21/kg menjadi Rp5.294,27/kg dengan indek K 87,53%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper