Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

70 Personel Polda Riau Jadi Petani di Kampar

Sebanyak 70 orang anggota polisi dari Kepolisian Daerah Provinsi Riau mengikuti pelatihan pertanian di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Kabupaten Kampar.
Petani sedang panen gabah/Antara
Petani sedang panen gabah/Antara

Bisnis.com, PEKANBARU -- Sebanyak 70 orang anggota polisi dari Kepolisian Daerah Provinsi Riau mengikuti pelatihan pertanian di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Kabupaten Kampar.

Direktur Bimbingan Masyarakat Polda Riau Kombes Pol Sugiono mengatakan pihaknya sepakat untuk bekerja sama dalam bidang pertanian yang melibatkan tiga pilar pedesaan Babinkamtibmas, Babinsa, dan Kepala Desa.

"Dalam kerja sama ini kami melibatkan 70 anggota dari Polda Riau untuk belajar bidang pertanian, perikanan, dan peternakan di P4S Kampar," katanya, Kamis (9/4/2015).

Tujuan dari kerja sama ini menurut Sugiono adalah untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan mulai dari hulu hingga hilir.

Dia mengatakan langkah nyata lewat pelatihan perlu dilakukan agar daerah di Riau dan Indonesia tidak lagi bergantung pada komoditas pangan yang berasal dari luar negeri atau impor.

Sugiono menyebut dirinya sebagai peserta pertama yang telah mendaftar untuk ikut program pertanian di P4S, mengingat dirinya yang akan segera pensiun dari kepolisian.

"Dengan program ini, setiap lapisan maayarakat termasuk anggota kepolisian bisa memberikan kontribusi bagi daerah dan negara lewat menghasilkan beragam produk pertanian yang menjadi kebutuhan sehari-hari," katanya.

Bila kerja sama tahap awal ini berjalan lancar, pihaknya menilai akan segera mengembangkan pendelegasian pelatihan kepada kepolisian dari seluruh wilayah di Provinsi Riau.

Bupati Kampar Jefry Noer mengatakan menyambut baik kerja sama dari Polda Riau yang mengirimkan personelnya untuk belajar pertanian di Kampar.

"Kami menyambut baik kerja sama dari Polda Riau ini. Coba bayangkan saja kalau ketahanan pangan bisa terwujud di Indonesia, tidak perlu lagi ada impor kemari," katanya.

Jefry mengatakan untuk satu komoditas seperti bawang merah, yang banyak diimpor dari Thailand, telah mematikan usaha pertanian bagi 12.000 petani nasional sepanjang tahun.

Belum lagi keuntungan yang didapatkan dari pelaku importir selama ini, bisa mencapai Rp6 triliun per tahun. Bila transaksi ini terjadi antara petani dengan konsumen lokal, tentu tidak ada lagi petani di daerah yang menderita kemiskinan.

Adapun Pemkab Kampar sejak 2012 lalu telah menjalankan program kemandirian pangan lewat pelatihan terpadu di kawasan P4S Desa Kubang Jaya, Siak Hulu.

Di sana masyarakat yang ikut program mendapatkan bimbingan mengelola lahan pertanian, perikanan, dan peternakan yang terintegrasi, sehingga hasil yang didapatkan lebih baik dibandingkan pertanian terpisah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper