Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Tes DNA Pastikan Daeng Koro Tewas Saat Baku Tembak

Hasil Tes Pastikan Daeng Koro Tewas Saat Baku Tembak
Salah satu anggota kelompok teroris Santoso yang tewas saat baku tembak dengan anggota Brimob dan Densus 88 berada dalam mobil ambulans untuk diidentifikasi di Polres Parigi, Sulawesi Tengah, Jumat (3/4)./Antara
Salah satu anggota kelompok teroris Santoso yang tewas saat baku tembak dengan anggota Brimob dan Densus 88 berada dalam mobil ambulans untuk diidentifikasi di Polres Parigi, Sulawesi Tengah, Jumat (3/4)./Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah menyatakan menurut hasil tes DNA pria yang tewas saat baku tembak di Kabupaten Parigi Moutong pada 3 April 2015 adalah salah satu gembong teroris bernama Sabar Subagio alias Daeng Koro.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulawesi Tengah AKBP Sucipto kepada wartawan di Palu, Rabu, mengatakan hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium DNA Mabes Polri menunjukkan separuh profil DNA Daeng Koro cocok dengan anaknya, dan separuh profil DNA anaknya cocok dengan profil DNA istri Daeng Koro.

"Ini berarti jenazah tersebut adalah Daeng Koro, itu sah dan tak terbantahkan lagi," kata Sucipto.

Gembong teroris Sulawesi Tengah Sabar Subagio alias Daeng Koro tewas saat baku tembak antara kelompok teroris dan aparat polisi di pegunungan Sakina Jaya, Kabupaten Parigi Moutong, Jumat (3/3).

Daeng Koro dipercaya sebagai orang nomor dua setelah Santoso di dalam kelompok teroris yang beranggotakan 20 hingga 30 orang.

Polisi memasukkan Daeng Koro dan sejumlah rekannya dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena menduga dia terlibat dalam serangkaian kasus kekerasan di Sulawesi Tengah dan daerah lainnya.

Ia juga pernah meledakkan bom saat malam Idul Fitri di Solo, Jawa Tengah, pada Agustus 2012.

Daeng Koro adalah anggota TNI yang dipecat, dan terakhir bertugas di Sulawesi Selatan. Ia beberapa kali melakukan latihan perang yang diikuti sejumlah pemuda.

Daeng Koro bergabung dengan kelompok Santoso pada 2012 setelah menjalani pelatihan militer ilegal di Filipina.

Saat ini ratusan polisi masih mengejar kawanan kelompok sipil bersenjata yang diperkirakan bersembunyi di hutan di sekitar pegunungan Kabupaten Parigi Moutong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper