Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Ngaku Proses Rekrutmen Deputi Staf Kepresidenan Sedikit KKN

Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan proses rekrutmen para deputinya. Ada nama dari titipan dan juga deputi yang merupakan anak dari temannya saat menjadi tentara.
Luhut Panjaitan ketika bertemu dengan SBY/Jibiphoto
Luhut Panjaitan ketika bertemu dengan SBY/Jibiphoto

Kabar24.com, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan proses rekrutmen para deputinya. Ada nama dari titipan dan juga deputi yang merupakan anak dari temannya saat menjadi tentara.
 
"Saya kenal pak Yanuar ini dari presiden. Jadi presiden titip, bukan titip tetapi bilang ke saya pak Luhut di sana ada yang hebat banget namanya Yanuar," kata Luhut di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (2/4/2015).

Dia kemudian mencari curriculum vitae profesor Manchester University Inggris tersebut. Setelah bertemu langsung, Luhut pun setuju Yanuar menjadi salah satu deputinya di kantor Staf Kepresidenan menangani bidang monitoring dan evaluasi.

Kemudian Darmawan Prasojo merupakan politikus PDI Perjuangan lulusan Duke University Texas bidang energi merupakan anak dari Jenderal TNI (Purn) Sadja Moeljoredjo yang merupakan instruktur Luhut saat di Akademi Militer.

"Memang ada KKN sedikit karena dulu ayahnya adalah instruktur saya di Akademi Militer. Pas saya ketemu dia, wah ini orang boleh juga, saya lihat CV-nya paten juga," jelasnya.


Kemudian Ekonom Danareksa Institut Purbaya Yudhi Sadewa diperoleh Luhut dari temannya. Ketika masa kampenye dia kerap memberi briefing Jokowi. Saat bertemu dites ikut dalam pertemuan dengan International Monetary Fund dan World Bank.  

"Pak Purbaya saya tahu dari teman saya, katanya orang hebat. Saya pengin tahu juga hebatnya seperti apa, tapi pas saya ketemu dan diberi brief data kepada saya, itu sangat akurat," ujar Luhut.

Begitu juga dengan Deputi maupun Staf Khusus lainnya telah mendapatkan persetujuan Jokowi. Namun, dia secara detail melakukan kroscek informasi mengenai kehandalan para pembantunya untuk mengawasi program prioritas pemerintah ke depan. 


"Saya lihat dulu semuanya walaupun pak Presiden setuju, tapi kalau tidak pas saya akan lapor ke beliau. Namun kebetulan, apa yang dipikirkan beliau dan apa yang kami butuhkan itu cocok sehingga kita jalan," jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper