Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Praktik Perbudakan Kapal Ikan Thailand Terungkap

Lebih dari 4.000 orang nelayan asing terdampar di pulau-pulau terpencil di Indonesia Timur akibat kebijakan moratorium kapal ikan oleh pemerintah Indonesia.
Ilustrasi
Ilustrasi
Kabar24.com, JAKARTA -- Lebih dari 4.000 orang nelayan asing terdampar di pulau-pulau terpencil di Indonesia Timur akibat kebijakan moratorium kapal ikan oleh pemerintah Indonesia.
 
"Banyak buruh migran yang ditinggalkan majikan mereka setelah pemerintah memerintahkan kapal-kapal eks asing berlabuh untuk menindak operator illegal," jelas Stave Hamilton kepada AP, seperti yang dilaporkan Bangkok Post serta dikutip Sabtu (28/3/2015).
 
"Masuk akal untuk mengungkap sebanyak mungkin korban perdagangan manusia, jika tidak dapat disebut perbudakan," imbuhnya.
 
Laporan ini mengungkapkan para buruh kapal migran ini dikurung di dalam ruangan terkunci oleh perusahaan perikanan di Benjina, salah satu kepulauan Maluku.
 
Para narasumber yang ditemui di Pulau ini mengatakan mereka berasal darj Myanmar dan dipaksa bekerja pada kapal-kapal ikan asal Thailand.
 
Beberapa budak ini mengaku telah tinggal 5, 10 bahkan 20 tahun di pulau-pulau ini.
 
Investigasi juga mengungkapkan hasil penangkapan illegal ini dikirim ke pusat pengolahan hingga supermarket utama Amerika Serikat, bahkan Wartawan menyaksikan sendiri perlu empat malam untuk membongkar hasil tindakan illegal ini.
 
Laporan ini meminta pemerintah Amerika Serikat dan para pembeli hasil laut utama dari Thailand untuk memperbaharui komitmen mereka untuk memberantas perbudakan di industri perikanan negara gajah putih itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Rustam Agus
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper