Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Separatisme di Aceh? DPR Duga Ada, Tim Khusus Dikirim

Komisi I dan Komisi III DPR sepakat untuk mendalami kasus penembakan anggota TNI di Aceh menyusul adanya dugaan masih adanya separatisme di kawasan itu.
Presiden Joko Widodo (kiri) berjalan bersama Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud (tengah) dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah (kanan) sebelum melanjutkan perjalanan meninjau PT Arun Gas, Aceh Utara di pendopo Banda Aceh, Senin (9/3). Kunjungan Presiden Joko Widodo besama rombongan ke Aceh yang dijadwalkan pada 8-10 Maret mengunjungi PT Pertamina Gas Arun, peresmian Bendungan Paya Keureutu, Aceh Utara dan meninjau perkembangan Free Port Sabang./Antara
Presiden Joko Widodo (kiri) berjalan bersama Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud (tengah) dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah (kanan) sebelum melanjutkan perjalanan meninjau PT Arun Gas, Aceh Utara di pendopo Banda Aceh, Senin (9/3). Kunjungan Presiden Joko Widodo besama rombongan ke Aceh yang dijadwalkan pada 8-10 Maret mengunjungi PT Pertamina Gas Arun, peresmian Bendungan Paya Keureutu, Aceh Utara dan meninjau perkembangan Free Port Sabang./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Komisi I dan Komisi III DPR sepakat untuk mendalami kasus penembakan anggota TNI di Aceh menyusul adanya dugaan masih adanya separatisme di kawasan itu.

Mahfudz Siddiq, Ketua Komisi I DPR, mengatakan DPR akan mengirim tim khusus dari komisi-komisi itu untuk mengambil keterangan dan memantau situasi dan kondisi di Aceh. Dijadwalkan, tim akan berangkat pada Minggu (29/3/2015).

“Mereka akan bertemu dengan Panglima Daerah Militer, Kapolda, dan BIN. Dengan adanya penembakan itu, kami menduga masih ada separatis di Aceh,” katanya di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Kamis (26/3/2015).

Dalam kunjungan ke Aceh, selain menggali keterangan atas adanya kelompok sipil bersenjata, tim juga akan menelisik keterkaitan dengan kelompok GAM. “Semua data akan dibawa untuk dibahas di Jakarta.”

Jika kelompok sipil senjata masih ada, berarti penumpasan gerakan separatisme di Aceh belum sepenuhnya tuntas. “Ini akan menjadi perhatian penting. Jangan dilihat ini kasus kriminal biasa, ini harus dibedah kalau memang ada aspek politik keamanan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper