Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI CHINA: Dorong Pertumbuhan, PM Li Andalkan Kebijakan Fiskal

Menyusul pidato Perdana Menteri Li Keqiang yang mematok pertumbuhan 7% sepanjang tahun ini, pemerintah China menyatakan akan memaksimalkan instrumen kebijakan fiskal untuk mencegah perlambatan tajam pertumbuhan.
Perdana Menteri Li Keqiang /BISNIS.COM
Perdana Menteri Li Keqiang /BISNIS.COM

Bisnis.com, BEIJING – Menyusul pidato Perdana Menteri Li Keqiang yang mematok pertumbuhan 7% sepanjang tahun ini, pemerintah China menyatakan akan memaksimalkan instrumen kebijakan fiskal untuk mencegah perlambatan tajam pertumbuhan.

Menteri Keuangan China Lou Jiwei menyampaikan tahun ini pemerintah akan mengimplementasikan kebijakan fiskal yang berfokus pada menjaga perekonomian dalam negeri dari risiko yang mengancam pertumbuhan, baik dari dalam maupun luar negeri.

“Untuk mencegah risiko perlambatan, kita harus mengadopsi kebijakan fiskal yang sesuai. Perekonomian harus terus tumbuh sehingga kita harus mencegah perlambatan tajam,” kata Jiwei di hadapan anggota parlemen China di Beijing, Jumat (6/3/2015).

Jiwei menyampaikan pemerintah akan fokus mengurangi lambungan utang publik China yang nilainya telah mencapai dua kali produk domestik bruto (PDB) negara itu.

Dia mengatakan pemerintah lokal setidaknya akan membayar utang sebesar 100 miliar yuan atau setara US$15,97 miliar tahun ini. Adapun, Kemenkeu China mencatat total utang pemerintah lokal negara itu mencapai lebih dari US$3 triliun.

Seperti diketahui, dalam pidato tahunannya PM Li Keqiang mematok pertumbuhan tahun ini sebesar 7%, lebih rendah dari target pertumbuhan tahun lalu yaitu 7,5%. Jika tidak meleset, pertumbuhan ekonomi China sepanjang 2015 akan menjadi yang terendah dalam 25 tahun terakhir.

Menetapkan target pertumbuhan 7% sebelumnya kerap direkomendasikan oleh para ekonom. Dengan target tersebut, Li berjanji akan terus mengimplementasikan reformasi dan restrukturisasi perekonomian Negeri Tembok Raksasa. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper