Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Rekomendasi Komunitas Historia untuk Pengelola Museum

Komunitas Historia adalah salah satu komunitas yang aktif mengadakan kegiatan untuk meningkatkan antusiasme masyarakat terhadap sejarah, termasuk dengan berkunjung ke museum.
Ilustrasi--Pengunjung melihat-lihat koleksi Museum Radyapustaka Solo/Antara
Ilustrasi--Pengunjung melihat-lihat koleksi Museum Radyapustaka Solo/Antara

Bisnis,com, JAKARTA -- Komunitas Historia adalah salah satu komunitas yang aktif mengadakan kegiatan untuk meningkatkan antusiasme masyarakat terhadap sejarah, termasuk dengan berkunjung ke museum. Komunitas yang dibentuk oleh sejarawan Asep Kambali sejak 2003 ini rajin mengadakan kegiatan antara lain Napak Tilas Sumpah Pemuda, Night at The Museum, Jakarta Night Trails to Chinatown, dan masih banyak lainnya. 

“Kami dari komunitas prihatin terhadap fasilitas dan pelayanan di museum Indonesia. Apalagi museum di daerah-daerah, kondisinya kadang kurang layak. Padahal, dari segi konten koleksi, museum di Indonesia patut dibanggakan” ujar Asep Kambali.

Sejauh ini,  sejarawan yang juga menjadi staf pengajar komunikasi di London School of Public Relations ini mengaku masyarakat cukup antusias dengan aktivitas yang dijalankan di komunitasnya. Menurutnya, hal itu menandakan bahwa kesadaran dan keingintahuan masyarakat Indonesia terhadap sejarah sebenarnya cukup tinggi.

Sayangnya, antusiasme yang besar tersebut belum bisa diwadahi oleh program museum. Dia menilai program yang dijalankan oleh museum kurang menarik bagi kalangan muda.

Oleh karena itu, pria yang sempat berkeliling museum di Jerman, dan Belanda ini memberikan beberapa rekomendasi guna memperbaiki kualitas museum di Indonesia. Ada banyak faktor yang menjadi sorotannya, mulai dari infrastruktur,  keamanan, hingga Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola museum.

“Di museum kita sama sekali tidak ada penyambut tamu atau front liner, padahal perannya sangat penting untuk menunjukkan keramahan kepada pengunjung,” ujarnya.

Dia juga menilai kebanyakan pemandu museum yang ada saat ini telah berusia lanjut sehingga kurang menarik dan energik untuk memandu generasi muda. Meski tidak meragukan kemampuannya, namun Asep menilai penting untuk regenerasi pemandu museum kepada generasi muda.

Pria lulusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini bahkan menyarankan agar petugas museum mengenakan kostum yang sesuai dengan tema koleksi di museumnya. Hal ini bisa dilakukan demi menarik minat pengunjung anak-anak dan membuat suasana di dalam museum menjadi lebih menyenangkan.

Di sisi infrastruktur, museum Indonesia juga belum bisa dibanggakan.  Pria berkaca mata ini mengatakan di luar negeri, museum telah memiliki fasilitas seperti wifi, café, hingga ruang penitipan barang yang memadai. Menurutnya, beberapa museum di Indonesia telah memiliki fasilitas tersebut, hanya saja belum difungikan secara maksimal.

Hal terakhir yang tak kalah pentingnya adalah keamanan. Dengan begitu kayanya kekayaan koleksi budaya Indonesia, maka pengelola museum sebaiknya menyediakan fasilitas keamanan yang baik, seperti penyediaan kamera tersembunyi CCTV, atau bahkan petugas penjaga di setiap ruang. Dengan demikian, kasus pencurian terhadap artefak budaya bisa diminimalisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Deandra Syarizka

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper