Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Cabai di Jatim Mulai Normal, Harga Tetap Tinggi

Memasuki penghujung musim hujan, produksi cabai di Jawa Timur berangsur-angsur normal, meski areal tanam buah pedas tersebut semakin menyusut sehingga harganya terus terkerek.
/Bisnis
/Bisnis

Kabar24.com, SURABAYA—Memasuki penghujung musim hujan, produksi cabai di Jawa Timur berangsur-angsur normal, meski areal tanam buah pedas tersebut semakin menyusut sehingga harganya terus terkerek.

Ketua Asosiasi Cabai Jatim Sukoco menjelaskan harga cabai di provinsi tersebut memang selalu tinggi saat musim hujan. Pasalnya, hujan ekstrim besar menyebabkan banyak tanaman rusak, sehingga pasokan menipis.

“Tapi, sekarang stok cabai di Jatim sudah mulai normal, bahkan cenderung lebih. Jumlah tanaman cabai merah besar dan keriting sudah mencapai 2.000 hektare, dan cabai rawit sekitar 10.00 hektare. Tinggal kita lihat cuacanya saja,” ungkapnya, Selasa (17/2/2015).

Produksi cabai merah besar dan cabai keriting di seluruh Jatim saat ini hanya tersisa 3.000 ton-4.000 ton per bulan. Normalnya, produksi cabai di provinsi tersebut mencapai sekitar 8.000 ton/bulan. Adapun, kebutuhan cabai di Jatim mencapai 4.000-5.000 ton/bulan.

Berdasarkan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Disperindang Jatim, harga cabai merah besar keriting per 17 Februari adalah Rp17.200/kg, cabai besar biasa Rp14.300/kg, dan rawit Rp18.200/kg.

Guna mengatasi fluktuasi harga cabai dan gangguan pasokan saat musim penghujan, pemerintah pusat menganggarkan bantuan Rp500 miliar untuk memaksimalkan gerakan tanam cabai pada musim kemarau.

Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim mengatakan strategi tersebut bertujuan untuk menggeser waktu tanam cabai ke musim kemarai, sehingga pasokan dapat dipenuhi sepanjang tahun.

“Dari mulai tanam sampai panen itu kan butuh waktu tiga bulan. Petik pertama itu bulan ketiga, masukin bulan keempat, itu terjadi sepanjang tiga hingga empat bulan ke depan,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Setdaprov Jatim.

Menurut keterangan Pemprov Jatim, bantuan tersebut akan dialirkan untuk pengadaan pompa air dan instalasi irigasi tetes untuk setiap satu hektare lahan di seluruh sentra produksi cabai di provinsi beribu kota Surabaya tersebut.  

Sarana dan prasarana penunjang produksi komoditas bahan baku sambal itu ditargetkan dapat tersebar di 195 kabupaten/kota di Tanah Air dengan rerata total luas panen per tahun sekitar 250.000 hektare.

“Bantuan ini perlu karena pada musim kemarau luas panen tidak pernah besar, akibat permasalahan ketersediaan air. Dengan ini, diharapkan cabai dapat dipanen saat musim hujan sehingga kebutuhan pada musim itu dapat terpenuhi,” jelas Hasanuddin.

Selama ini, pasokan cabai di Jatim saat musim hujan kerap terganggu akibat sistem logistik dan pengiriman yang terkendala kemacetan. Konsekuensinya, kesegaran cabai berkurang saat tiba di tingkat konsumen.

“Dari sistem logistik, pengiriman macet. Itu menyebabkan distribusi terganggu dan jumlah barang berkurang. Bantuan ini adalah percontohan. Sisanya, petani diharapkan mampu mengadakan pompa dan irigasi air tetes, karena sebagian besar petani cabai sudah cukup mampu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper