Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONGRES UMAT ISLAM: Acara Dibuka JK, Jokowi Yang Menutup

Presiden Joko Widodo saat menutup Kongres Umat Islam Indonesia Ke-6 di Yogyakarta mengatakan Indonesia selalu mendapat penghargaan pemimpin dunia karena berhasil menjaga toleransi umat beragama.
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers, di Halim Perdana Kusuma, setelah kedatangan dari Filipina, Senin (9/2/2015)./Setpres-Rusman
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers, di Halim Perdana Kusuma, setelah kedatangan dari Filipina, Senin (9/2/2015)./Setpres-Rusman

Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo menutup Kongres Umat Islam Indonesia Ke-6 di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Rabu (11/2/2015).

Dikutip dari website Setkab.go.id, Presiden Jokowi dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia di mata dunia selalu mendapat penghargaan sebagai negara muslim terbesar dunia yang bisa menjaga toleransi, saling menghormati dan menghargai antar umat beragama.

“Beberapa kali saya bertemu dengan kepala negara dari negara-negara yang lain selalu disampaikan penghargaan kepada kita yang merupakan negara muslim terbesar di dunia dengan toleransi hormat-menghomati dan saling menghargai,” kata Presiden seperti dikutip Bisnis.com.

Acara tersebut sebelumnya dibuka oleh Wapres Jusuf Kalla. Dalam kesempatan itu Jokowi menyampaikan para Kepala Negara selalu berkata bahwa Indonesia bisa dijadikan sebagai role model negara muslim terbesar di dunia dengan tingkat toleransi yang tinggi.

Salah satu hal yang menjadi perhatian dunia yakni cara mengambil jalan tengah ketika menghadapi sebuah masalah agama sehingga tidak melahirkan sebuah ekstrimisme yang sangat. “Itulah yang dilihat oleh negara lain,” ujar Jokowi yang didampingi Menseneg Pratikno Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Namun demikian, Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa masih banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Ia menyebut masalah-masalah itu berkaitan dengan keadilan, individualisme, konsumerisme, hedonisme, kebodohan, pengangguran, dan kemiskinan, yaitu mengentaskan kemiskinan, menciptakan pemerataan kesejahteraan, mempersempit jurang kemiskinan, dan memerangi buta huruf.

“Inilai tantangan yang tidak akan saya tutup-tutupi. Ini yang harus kita umat Islam dan pemerintah bersama-sama mengatasi ini. Jadi yang penting sesungguhnya bukan pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhan ekonomi dan pemeratannya,” kata Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper