Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perhatikan, Ini 6 Variasi Pemilu Serentak

Institut Riset Kepemiluan (Electoral Research Institute/ERI) mengidentifikasi adanya enam variasi pemilu serentak berdasarkan waktu pelaksanaan dan tingkatan pemerintahan yang dapat dilaksanakan pada 2019.
Kotak suara. /Bisnis.com
Kotak suara. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Institut Riset Kepemiluan (Electoral Research Institute/ERI) mengidentifikasi adanya enam variasi pemilu serentak berdasarkan waktu pelaksanaan dan tingkatan pemerintahan yang dapat dilaksanakan pada 2019.

"Secara umum, untuk konteks Indonesia dengan mendasarkan pada varian empirik dan hipotetis, terdapat setidaknya enam model atau variasi pemilu serentak," kata peneliti ERI, Ramlan Surbakti dalam Seminar Desain Pemilu Serentak 2019 di Jakarta, Senin (2/2/105).

Variasi pertama, kata dia, adalah pemilu serentak sekaligus yang dilakukan sekali dalam lima tahun untuk semua posisi publik di tingkat nasional hingga kabupaten/kota, dari presiden hingga DPRD. "Pemilu ini merupakan pemilihan tujuh kotak atau pemilu borongan," katanya.

Variasi kedua, pemilu serentak seluruh jabatan legislatif dari pusat hingga daerah, diikuti pemilu eksekutif dari pusat hingga daerah.

Selanjutnya yang ketiga, pemilu serentak dengan pemilu sela berdasarkan tingkatan pemerintahan dengan pembedaan waktu untuk pemilu nasional dan pemilu daerah, yakni pemilu DPR serentak dengan DPD dan presiden, sedangkan DPRD serentak dengan kepala daerah.

Variasi keempat, tutur dia, pemilu serentak tingkat nasional dan tingkat lokal yang waktunya dibedakan secara interval, yakni pemilihan presiden dan legislatif dilakukan bersama, sementara di tahun kedua dilakukan pemilihan DPRD dan kepala daerah berdasar wilayah kepulauan.

Kelima, pemilu serentak tingkat nasional yang diikuti pemilu serentak di provinsi berdasar kesepakatan waktu atau siklus pemilu lokal di setiap provinsi.

Terakhir, pemilu serentak untuk memilih anggota DPR, DPD dan DPRD serta presiden dan wakil presiden, dilanjutkan pemilu eksekutif bersamaan satu provinsi untuk memilih gubernur, bupati dan wali kota sesuai siklus pemilu lokal.

Keunggulan variasi pertama, kedua dan ketiga, kata dia, adalah penghematan biaya, tapi penyelenggaraan menjadi rumit, konfigurasi politik tidak menentu, politik transaksional dapat berkembang.

Sementara variasi keempat, kelima dan keenam membuat sistem pemilihan lebih sederhana. "Meski lebih sederhana, variasi tersebut cenderung membentuk dua blok besar koalisi partai politik yang saling mencalonkan presiden dan mengarah pada dua putaran atau dua kandidat utama besar," kata dia.

Berdasarkan kelemahan dan keunggulan masing-masing variasi, ERI merekomndasikan variasi kelima karena paling sesuai dengan pelaksanaan pemilu serentak di Indonesia, yakni pemilu nasional serentak terpisah dari pemilu lokal yang juga serentak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper