Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Secara Mengejutkan Rusia Pangkas Bunga Menjadi 15%

Bank Sentral Rusia secara mengejutkan menurunkan suku bunga untuk mengatasi resesi, menstabilkan rubel, dan menurunkan inflasi.

Bisnis.com, MOSKOW -- Setelah tiba-tiba mengerek suku bunga acuan menjadi 17%, Bank Sentral Rusia secara mengejutkan memangkas bunga untuk mengatasi resesi, menstabilkan rubel, dan menurunkan inflasi.

Bank sentral mengatakan suku bunga akan dipangkas menjadi 15% dari 17%. Pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Rusia sebelumnya tidak pernah ada yang mengira.

Dari 32 ekonom yang pernah disurvei oleh Bloomberg, hanya satu orang yang akan memperkirakan pemangkasan. Itu pun menjadi 9,75%.

"Turunnya mata uang secara ekstrem dan suku bunga yang memberatkan perbankan dan sektor riil menjadi alasan kebijakan pelonggaran," kata Vladimir Kolychev, Kepala Ekonom Rusia di VTB Capital, Moskow, Jumat (30/1/2013).

Gubernur Elvira Nabiullina sebelum membuat kebijakan pelonggaran ini memanggil pejabat dan pemimpin usaha, termasuk Oleg Deripaska, yang memperingatkan aktivitas ekonomi akan tertahan setelah bulan lalu menaikkan suku bunga dari 10,5%, terbesar sejak 1998.

Keputusan bank sentral untuk memangkas suku bunga karena inflasi naik enam kali tahun lalu akibat sanksi Amerika Serikat (AS) dan Eropa atas krisis Ukraina.

Mengenai pelonggaran ini, Standard & Poor’s (S&P) menilai, fleksibilitas kebijakan moneter Rusia saat ini “lebih terbatas.”

Andrey Belousov, penasihat ekonomi Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, kebijakan ini merupakan tantangan untuk melakukan bisnis
“yang tidak mungkin” pada level suku bunga saat ini.

Komentar Belousov datang setelah Bank of Russia melalui Dmitry Tulin mengumumkan kebijakan moneter. Kebijakan ini mendapatkan cercaan dari Putin, yang mengatakan pembuat kebijakan seharusnya memiliki reaksi yang lebih cepat untuk menangani krisis.

“Bank benar-benar serius mempertahatikan kebijakan suku bunga yang tinggi,” kata Eldar Vakhitov, Ekonom di Barclays Plc, London.

Kebijakan moneter yang dilakukan oleh Tulin mungkin sesuatu yang lebih tidak lazim untuk sistem perbankan Rusia, daripada yang tertulis dalam buku.

Rubel turun 13% dari dolar pada tahun ini, ketiga terburuk di antara 170 mata uang yang didata Bloomberg.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Bloomberg terhadap para ekonom, Produk Domestik Bruto (PDB) mungkin turun 4% di 2015 dan tumbuh 0,5% di 2016

Pertumbuhan harga konsumen naik 11,4% di Desember, tercepat selama lebih dari 5 tahun, dan mungkin, menurut Wakil Menteri Ekonomi Alexey Vedev, akan mencapai 15% sampai 17% di Maret atau April. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper