Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRONOLOGI PERTEMUAN ABRAHAM SAMAD & ELITE PDIP: Versi Saksi Supriansah, Hasto & Samad

KRONOLOGI PERTEMUAN ABRAHAM SAMAD & ELITE PDIP: Versi Saksi Supriansah, Hasto & Samad
Plt Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memperagakan penampilan Ketua KPK Abraham Samad pada pertemuan dengan dirinya/Antara
Plt Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memperagakan penampilan Ketua KPK Abraham Samad pada pertemuan dengan dirinya/Antara

Kabar24.com, JAKARTA – Babak baru ‘perseteruan’ antara Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dan elite Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan sepertinya dimulai lagi setelah Supriansah bersaksi di Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, Jumat (30/1/2015).

Jumat pekan lalu, KPK Watch melaporkan Abraham Samad ke Bareskrim Polri menyusul adanya pertemuan dengan politisi PDI Perjuangan berdasarkan tulisan di Kompasiana berjudul Rumah Kaca Abraham Samad.

Pelaksana Tugas Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menggelar jumpa pers menjelaskan pertemuannya dengan Abraham Samad yang ada dalam tulisan Rumah Kaca Abraham Samad itu.

Atas pertemuan itu Samad dianggap melanggar Pasal 36 dan 65 Undang-indang Tindak Pidana Korupsi.

VERSI SAKSI SUPRIANSAH

Berikut ini beberapa keterangan yang disampaikan oleh Supriansah yang mengaku sebagai teman Abraham Samad sesama penggiat antikorupsi di Makassar dalam pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri:

  • Frekuensi & Waktu Pertemuan: Pertemuan terjadi 2 kali pada April dan Mei 2014. Lama pertemuan sekitar 40 menit
  • Tempat Pertemuan: Apartermen The Capitar Residence
  • Peserta Pertemuan: Abraham Samad, Plt Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Sekjen PDI Perjuangan ketika itu Tjahjo Kumolo, dan beberapa orang lain. Supriansah mengaku tidak ikut sehingga tidak tahu detail pertemuan.
  • Penampilan Abraham Samad: Mengenakan topi sejak turun dari mobil saat dijemput Supriansah. Sampai di kamar masker dilepas
  • Kronologi Pertemuan: Abraham Samad menghubungi Supriansah dan mengajukan permintaan untuk menggunan apartmen Supriansah bertemu dengan beberapa tokoh.  "Apakah tidak salah, kalau saya bertemu dengan teman-teman di sini," kata Supriansah menirukan ucapan Samad. Abraham Samad sampai dulu di apartemen Supriansah. Ada orang yang menunggu di bawah dan akhirnya dijemput oleh Supriansah. Teman Abraham Samad  adalah Hasto

VERSI ABRAHAM SAMAD VIA JOHAN BUDI:

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad menyatakan tuduhan yang disampaikan oleh Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto terhadap dirinya adalah fitnah.

"Dari keterangan yang disampaikan Pak Abraham Samad mengenai sejumlah pertemuan dengan beberapa pihak yang diindikasikan berkaitan dengan pencalonan Pak Abraham sebagai Wakil Presiden waktu itu, penjelasannya bahwa semua yang disampaikan adalah fitnah belaka," kata Deputi Pencegahan KPK Johan Budi Sapto Pribowo di gedung KPK Jakarta, Kamis (22/1/2015).

"Pak Abraham membantah dengan keras apa yang disampaikan Pak Hasto cs," ungkap Johan.

Johan menyatakan bahwa empat pimpinan KPK yaitu Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Zulkarnain dan Adnan Pandu Praja serta pejabat struktural KPK yang terdiri tiga deputi dan sejumlah direktur yang sudah melakukan rapat dan meminta klarifikasi dari Abraham Samad.

"Jika keterangan pers yang disampaikan menyangkut seseorang dan seseorang itu adalah ketua lembaga seperti KPK, tentu ada klarifikasi-klarifikasi yang diberikan dan dengan tegas Pak Abraham menyampaikan hal itu tidak benar," ungkap Johan.

Pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh pimpinan KPK menurut Johan hanya terkait dengan sosialisasi pemberantasan korupsi.

"Pertemuan dengan parpol biasa dilakukan KPK karena beberapa kali ketua KPK diundang oleh parpol untuk sosialisasi dan bukan hanya Pak Abraham tapi juga Pak Bambang, Pak Pandu, Pak Zulkarnain sehingga tidak dinafikan ketika ada acara sosialisasi di depan partai politik tentu akan bertemu dengan elit parpol," tambah Johan.

Artinya, menurut Johan, pimpinan KPK diperbolehkan bertemu dengan elit parpol, namun tergantung substansi pembahasan dalam pertemuan itu.

"Substansi pertemuan itu harus diklasifikasikan apakah boleh dan tidak boleh, misalnya menghadiri pernikahan anaknya elit parpol kan tidak apa-apa, yang jadi poin adalah substansi pertemuan itu yang diklasifikasikan pertemuan itu haram atau halal," jelas Johan.

VERSI HASTO & RUMAH KACA

Pelaksana Tugas Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mengenakan topi dan masker saat menggelar jumpa pers terkait dengan pertemuan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dan petinggi partainya.

Dalam jumpa pers tersebut, Hasto membenarkan adanya pertemuan Abraham dengan petinggi PDIP seperti dimuat dalam artikel berjudul Rumah Kaca Abraham Samad yang di-posting Sawito Kartowibowo di forum kompasiana pada 17 Januari 2015.

Berikut ini beberapa penggalan tulisan tentang pertemuan Abraham Samad dengan petinggi PDIP seperti yang di-posting di forum kompasiana oleh akun Sawito Kartowibowo yang diakui kebenarannya oleh Hasto.

Ada Enam Pertemuan yang dilakukan oleh Abraham Samad dengan PDIP yang mengindikasikan Samad bukan lagi seorang Penyidik yang bebas kepentingan politik, tapi ia seperti Politisi biasa yang memanfaatkan peluang baik kesempatan maupun posisi,

Dalam beberapa pertemuan itu juga Samad memakai Masker dan Topi, Samad menemui petinggi PDIP dan menawarkan dirinya untuk mendampingi Jokowi. Karena dalam pertemuan itu Samad masih dalam kedudukannya sebagai KETUA KPK…ingat KETUA KPK.. dalam kapasitasnya itulah Samad melakukan transaksi politik.

Kronologi Pertemuan Samad dengan Petinggi PDIP

PERTEMUAN PERTAMA :
Di bulan Februari 2014, pihak Samad sudah mendengar kubu Megawati yang saat itu sedang dalam posisi genting untuk memutuskan siapa yang maju “Megawati atau Jokowi dalam Capres 2014″, Samad mendapatkan kabar bahwa Jokowi-lah yang mulai mendapatkan angin ketimbang Megawati dalam pencalonan Presiden 2014 karena banyak beredar survey-survey dimana Megawati selalu ditempatkan dibawah Jokowi oleh lembaga survey.

Samad mulai berhitung bahwa dirinya punya kesempatan mendampingi Jokowi, karena Samad mendapatkan kabar Jokowi belum ditentukan siapa pendampingnya, kubu PDIP ingin ada semacam reprosikal politik “Jokowi maju, PDIP menang 27,02 % sesuai hasil keputusan kongres. Inilah kenapa pendamping Jokowi belum ditentukan, tapi semua pihak yang punya jaringan politik mulai merapat ke PDIP. Tak terkecuali Samad, ia punya kekuatan politik, walaupun bila kekuatan politiknya itu digunakan, ia menyalahi etika dan fungsi kebijakan publik, karena senjata satu-satunya adalah KPK.

Pada pertemuan pertama ada dua orang Petinggi PDIP senior, dan Petinggi PDIP yunior yang diajak Samad bertemu, di sebuah tempat mewah, sebuah Apartemen di depan sebuah Mall dan Pusat Perbelanjaan Pacific Place” yang berlokasi di Sudirman Central Business.
Dalam pertemuan itu, pihak Samad nyenggol soal “Emir Moeis” ini harus juga dibuka ke publik, kenapa dalam pertemuan ini, Emir Moeis dibuka dan jadi pembahasan Samad kepada dua petinggi PDIP itu?
“Saya akan bantu kalau ada kasus Emir Moeis, Emir …kan sudah dibantu hukumannya tidak berat?”
(Abraham Samad, pada dua petinggi PDIP, Februari 2014).

PERTEMUAN KEDUA
Terjadi pertemuan kedua antara Samad dengan seorang Petinggi PDIP dan salah satu temannya yang bukan orang Partai, pertemuan itu ada asisten Samad yang berinisial “D”. Lagi-lagi di Apartemen mewah di wilayah SCBD, Jakarta Selatan. Samad tampak sangat santai, dan tahu sekali suasana apartemen. Disana petinggi PDI Perjuangan bertanya dengan Samad, “Apakah bersedia untuk dijaring” pertanyaan ini membuka kesempatan bagi Samad masuk dalam bursa pencalonan wakil Presiden dari kubu PDIP. Samad dengan wajah teduhnya menyetujui dan gembira sekali.-Hal ini harus dicatat, Samad masih menduduki posisi Ketua KPK dan amat tidak etis masuk ke dalam pencalonan politik saat ia menjabat, andai ia ingin terus menjabat etikanya ia harus keluar dulu dari posisi pimpinan KPK.

PERTEMUAN KETIGA
Inilah pertemuan yang diketahui publik secara luas yaitu pada Sabtu (3/5/2014) di Ruang VIP Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta - Pers berebutan memfoto mereka, seakan-akan ada pertemuan yang tidak disengaja, tapi pers dikelabui ada pertemuan rahasia, dimana Samad memakai Masker dan Topi menemui pihak PDIP di sebuah hotel Bintang Lima di Yogyakarta, sekali lagi Samad didampingi Asistennya yang bernama “D”.

Dalam pertemuan itu Samad mempertanyakan nasibnya soal kelanjutan posisi pencalonannya sebagai Wakil Presiden RI. Ada satu petinggi PDIP. - Agar peristiwa ini tidak menjadi fokus, Samad kemudian merancang seakan-akan ada pertemuan yang tidak sengaja di Bandara Yogyakarta. Disini sekaligus Samad ingin mencoba “Apakah publik setuju apa tidak bila dirinya maju menjadi “Capresnya Jokowi”. Dan rupanya dukungan Publik besar juga, Samad sangat antusias ia menggariskan diri berada dalam barisan Jokowi.

PERTEMUAN KEEMPAT
Setelah melihat antusias rakyat bahwa Samad yang akan maju menjadi pendampingnya Jokowi, Samad semakin bersemangat. Ia dikenalkan oleh salah satu petinggi PDIP kepada seorang Jenderal Purnawirawan dan membahas soal peluangnya menjadi Cawapres. Samad sekali lagi datang dengan masker dan topi, digunakannya masker dan topi adalah bagian dari alam bawah sadar Samad bahwa dirinya bersalah secara etika bila mengunjungi seseorang dalam kepentingannya yang menjadi irisan dalam tanggung jawabnya di KPK. Dalam pertemuan itu Samad, bahkan sempat foto-foto dengan keluarga Pensiunan Jenderal itu.

PERTEMUAN KELIMA
Pertemuan kelima terjadi di sebuah gedung, ada petinggi PDIP dan Samad. Saat itu pembicaraan Samad sudah sangat serius dan mendalam, bahkan dari gedung itulah logo Jokowi-Samad sudah mulai beredar dimana-mana.

PERTEMUAN KEENAM
Inilah pertemuan yang paling mengerikan dan perlu dicatat khusus, dan juga menjadi alat dalam mengkaji siapakah Samad sesungguhnya. Sebelum masuk ke Pertemuan keenam, baiklah kita lihat diluar lingkungan Samad. Saat itu beberapa elite PDI Perjuangan berkumpul. Ada masukan paling penting bahwa Jusuf Kalla maju jadi Cawapres Jokowi, pertimbangannya amat rasional “Jusuf Kalla memegang massa Golkar, Jusuf Kalla bisa menjadi jangkar Golkar, walaupun Golkar saat ini dipegang Aburizal Bakrie, tapi pengurus-pengurus Golkar pasti akan berpihak ke Jokowi bila ada Jusuf Kalla disana. (Bisnis.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper