Kabar24.com, BEIJING -- Penerimaan negara China diprediksi jatuh ke level terendah dalam tiga dekade terakhir pada tahun ini, menyusul komitmen Pemerintahan Li Keqiang untuk mengendalikan gunungan utang pemerintah lokal tanpa harus melukai perekonomian negara.
Deutsche Bank melalui laporan bertajukOutlook for The Worldmengungkapkan pendapatan total fiskal China tahun ini hanya akan tumbuh 1% (year-on-year), lalu pertumbuhan terendah sejak 1981. Di saat yang sama, pendapatan pemerintah lokal diprediksi terkontraksi 2%, kontraksi pertama sejak 1994.
Penurunan tajam tersebut, menurut ekonom Deutsche Bank Zhiwei Zhang dan Andrey Shi, disebabkan terutama oleh merosotnya harga tanah/lahan sebesar sekitar 20% tahun ini. Selama ini, penjualan tanah menyumbang satu pertiga penerimaan negara.
Secara umum jelas perlambatan pertumbuhan ekonomi mempengaruhi penerimaan negara, namun penurunan harga tanah yang paling memukul pendapatan, ungkap Zhang-Shi melalui laporan yang dipublikasikan Selasa (13/1/2015).
Sepanjang tahun lalu, sektor properti yang menyumbang 15% produk domestik bruto (PDB) pada 2013 telah terpuruk dalam, dan menyebabkan sektor-sektor lain yang terkait ikut anjlok, termasuk harga tanah dan pendapatan 40 industri. Sektor properti diprediksi masih akan menunjukkan kelesuan tahun ini.
Adapun, Zhang-Shi menjelaskan utang pemerintah lokal mencapai level tertingginya karena mereka menerbitkan obligasi pemerintah dan menggunakan pinjaman yang tersedia untuk investasi pada sejumlah proyek infrastruktur dan real estat yang statusnya dipertanyakan.
Untuk itu, keduanya menyarankan pemerintah untuk mencari cara meningkatkan dana pembiayaan bagi pemerintah daerah sambil menjaga kedisiplinan belanja.
Penurunan tajam penerimaan negara merupakan ancaman besar terhadap pertumbuhan China secara keseluruhan dan pasar masih belum menyadari hal ini, ungkap Zhang-Shi. (Kabar24.com)
BACA JUGA:
HARGA MINYAK MEROSOT: SKK Migas Belum Paksa Kontraktor Revisi Rencana Kerja