Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenag Sarankan Masyarakat Tidak Lakukan Nikah Siri

Ditjen Bimas Islam, Kementerian Agama, mengimbau umat muslim menghindari nikah sirri karena selain menyulitkan kedua pasangan dalam berumah tangga, juga menjadi bibit masalah bagi keluarga di masa datang.
Ilustrasi nikah siri/Antara
Ilustrasi nikah siri/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Ditjen Bimas Islam, Kementerian Agama, mengimbau umat muslim menghindari nikah sirri karena selain menyulitkan kedua pasangan dalam berumah tangga, juga menjadi bibit masalah bagi keluarga di masa datang.

"Enak dan mudahnya di depan, tetapi belakangnya menimbulkan permasalahan," kata Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Machasin, menanggapi kecenderungan banyak pihak mengambil jalan pintas untuk menikah.

Padahal, lanjut dia, Kementerian Agama kini membebaskan seluruh biaya nikah jika dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA). "Tidak dipungut biaya jika nikah di balai nikah yang tersedia di KUA," katanya.

Melaksanakan nikah memang harus melengkapi dokumen, seperti ada surat pengantar dari ketua rukun tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) hingga sampai kelurahan/kecamatan, namun itu semua tak boleh menjadi hambatan.

Nikah di KUA gratis dan jika diselenggarakan di hari libur atau di kediaman/tempat lainnya dikenai biaya Rp600 ribu, kata dia seraya mengingatkan bahwa kemudahan pelayanan untuk menikah semakin baik.

Pembayaran Rp600 ribu harus melalui bank, bukan kepada KUA atau penghulu, kata Machasin.

Nikah Sirri secara syariat memang dapat dibenarkan, tetapi bakal membawa kesulitan ke depan karena selain wanita menjadi korban juga anak yang lahir dari hasil perkawinan akan kesulitan lantaran tidak dicatatkan dalam kependudukan, papar dia.

Terkait adanya pelayanan nikah bagi warga Indonesia di luar negeri, khususnya yang berstatus sebagai tenaga kerja, Dirjen Bimas Islam itu mengakui, sudah ada keinginan menempatkan atase agama di tiap kantor Konsulat Jenderal RI.

Namun, lagi-lagi kesulitannya masih ada, yakni ongkos menempatkan atase agama lebih besar biayanya daripada pekerjaannya.

Pekerjaan atase agama yang hanya mengurusi nikah saja akan memakan biaya besar. Untuk menyiasatinya, Kemanag sudah bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk menempatkan petugas pencatat nikah di tiap Konjen.

Penempatan itu tak hanya untuk melayani umat muslim saja, tetapi juga bagi agama lainnya, tetapi  kesulitan masih terus dijumpai terkait masih banyaknya WNI di luar negeri yang tak memiliki dokumen namun kemudian menikah dengan warga lainnya, papar dia.

Misalnya, ada TKI kawin dengan tenaga kerja warga negara asing lainnya di Saudi. Bisa jadi TKI kawin dengan warga India di Jeddah, misalnya.

 "Untuk mengurusi hal seperti itu, sangat sulit. Keduanya tak punya dokumen sebagai tenaga kerja asing. Keduanya merupakan pendatang ilegal di Saudi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper