Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Kaltim 2015 Diprediksi Tumbuh Lebih Tinggi

Bank Indonesia memproyeksikan perekonomian Kaltim pada 2015 tumbuh kisaran 2,6%-3,1%, lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan tahun ini yang diperkirakan hanya berkisar 2,2%-2,7%.
Jembatan Kembar Samarinda
Jembatan Kembar Samarinda

Bisnis.com, BALIKPAPAN—Bank Indonesia memproyeksikan perekonomian Kaltim pada 2015 tumbuh kisaran 2,6%-3,1%, lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan tahun ini yang diperkirakan hanya berkisar 2,2%-2,7%.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Harry Aginta mengatakan laju perekonomian provinsi ini pada 2015 diperkirakan tumbuh sedikit lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Di tengah ekonomi global yang ditandai ketidakpastian, kami optimistis ekonomi Kaltim tumbuh sedikit lebih baik ,” katanya, pada workshop Indikator Ekonomi dan Kebanksentralan 2014, baru-baru ini.

Pemicunya, kata dia, dukungan sektor-sektor utama yang membaik, sektor migas tingkat penurunannya mulai membaik, lalu dari LNG yakni beroperasinya pabrik PKT V akan menyumbang PDRB Kaltim 2015.

Dia menuturkan ekspor komoditas global diprediksi membaik kendati masih dalam tren penurunan harga.

Peningkatan elektrifikasi di India ke depan diprediksi akan menaikkan impor batu bara negara tersebut, termasuk dari Indonesia dan Kaltim pada khususnya.

India menargetkan penambahan elektrifikasi sebanyak 120 GW. Sampai dengan akhir 2013 sudah terealisasi penambahan sebesar 23,5 GW.

Diperkirakan hingga akhir 2017 terdapat penambahan sebesar 25 GW setiap tahun. Diperkirakan rata-rata pertumbuhan volume impor batu bara India secara year-on-year (yoy) dari 2013-2017 sebesar 22% - 23%.

“Diperkirakan rata-rata pertumbuhan volume ekspor batu bara Indonesia ke India secara yoy dari 2013-2017 sebesar 23-24%. Share batu bara Indonesia terhadap total impor batu bara India sebesar 50%,” ujarnya.

Di industri migas, menurut Harry, natural declining pada sektor ini diperkirakan masih akan berlanjut, kendati dengan magnitude yang membaik.

Adapun di sektor kelapa sawit, dia memerkirakan dampak peningkatan investasi di perkebunan kelapa sawit yang terjadi sejak 2010, baru akan terasa pengaruhnya pada 2017. Di sisi lain, harga minyak kelapa sawit diperkirakan masih terkontraksi pada tahun depan.

Melemahnya permintaan terhadap komoditas ekspor Kaltim itu, tidak terlepas dari kondisi ekonomi global yang tengah menghadapi ketidakpastian.

Perekonomian China diyakni masih akan mengalami perlambatan, kendati di satu sisi perekonomian Amerika Serikat menunjukkan perbaikan.

“Ibarat mesin pesawat, ekonomi global saat ini terbang dengan satu mesin. Ini karena ekonomi China melandai, namun di sisi lain masih ada harapan dari perekonomian AS,” ujar Harry.

Dia menegaskan perlambatan ekonomi China itu merupakan by design karena pemerintahan negara Tirai Bambu tersebut memang tengah mengerem laju ekonominya.

Seiring kondisi ekonomi global tersebut, menurut Harry, perekonomian nasional pada 2015 diprediksi tumbuh 5,4%-5,8%. Angka itu lebih baik dibandingkan dengan tahun ini yang diprediksi di kisaran 5,1%-5,5%.

“Dengan kondisi fiskal yang lebih baik dan kondisi ekspor yang bagus, kami optimistis pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,4%-5,8% meskipun perekonomian global belum pasti,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Siti Munawaroh
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper