Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KARTU INDONESIA PINTAR: 2015, Sasar 19 Juta Siswa

Kartu Indonesia Pintar (KIP) 2015 menyasar 19 juta siswa usia sekolah di seluruh Indonesia, kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, di Jambi, Minggu (21/12/2014).
Sejumlah siswa sekolah menengah pertama mengembalikan buku-buku Kurikulum 2013 (K-13) kepada pihak Sekolah di SMPN 56, Jakarta Selatan, Senin (15/12)./Antara
Sejumlah siswa sekolah menengah pertama mengembalikan buku-buku Kurikulum 2013 (K-13) kepada pihak Sekolah di SMPN 56, Jakarta Selatan, Senin (15/12)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kartu Indonesia Pintar (KIP) 2015 menyasar 19 juta siswa usia sekolah di seluruh Indonesia, kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, di Jambi, Minggu (21/12/2014).

Dijelaskannya, untuk program KIP, Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) tahun depan menyasar 96,4 juta jiwa, khusus KIS akan menyasar 16,8 juta rumah tangga sasaran.

"Target KIP 19 juta siswa usia sekolah, Program Keluarga Harapan (PKH) menyasar empat juta keluarga sangat miskin, penguatan melalui kartu tersebut harus dimaknai tidak sebatas bantalan sosial saja, melainkan mengukuhkan generasi bangsa," kata Khofifah.

Melalui program-program tersebut, katanya, anak usia terdidik bisa sekolah, terjaga fisiknya karena dikontrol kesehatannya, serta mandiri dengan ditopang usaha ekonomis produktif.

Untuk itu, kata dia, semangat kesetiakawanan sosial agar dijadikan benteng untuk ketahanan sosial warga.

"Sebuah Negara dianggap digjaya terukur dalam tiga hal, yaitu kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan warganya. Saat ini pengentasan kemiskinan di Indonesia adalah PR yang perlu diselesaikan," ujar Mensos, sehari usai menghadiri puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di Jambi.

Selain itu, kata dia, ketahanan sosial warga juga terlihat dari tiga hal, yaitu terjalinnya rasa saling percaya antar warga, komunikasi yang santun, serta keeratan sosial. Hal itu tentu menjadi sistem peringatan dini (Early Warning System) yang ampuh mencegah berbagai konflik sosial.

Saat puncak peringatan HKSN di Jambi, Sabtu (20/12), Khofifah juga mengungkapkan bahwa arus globalisasi telah merubah secara drastis pola hidup masyarakat, misalnya pola asuh anak, hubungan sosial dalam keluarga dan hubungan sosial antar warga.

Hal itu diperparah dengan kehadiran teknologi yang juga berpengaruh dengan intensitas dan frekuensi komunikasi dalam keluarga, tidak heran nilai-nilai kearifan lokal terusik dan terancam dengan budaya dari luar.

"Tentu saja perubahan-perubahan yang ada harus disikapi secara bijak, yakni dengan sikap peduli, berbagai, serta toleransi. Hal itu merupakan hal yang patut digaungkan dan dipraktikkan di tengah pudarnya nilai dan budaya masyarakat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper