Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Masih Timpang di Sulsel

Laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan yang selalu berada di atas rata-rata nasional tidak sejalan dengan pemerataan sumber pertumbuhan ekonomi dari masing-masing kabupaten/kota di daerah ini.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, MAKASSAR - Laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan yang selalu berada di atas rata-rata nasional tidak sejalan dengan pemerataan sumber pertumbuhan ekonomi dari masing-masing kabupaten/kota di daerah ini.

Ketimpangan tersebut dinilai menjadi salah satu tantangan terbesar Sulawesi Selatan dalam mengakselerasi pembangunan  dan pertumbuhan ekonomi secara konsisten pada tahun depan.

Menurut ekonom Universitas Hasanuddin Hamid Paddu, sumber pertumbuhan ekonomi Sulsel sebagian besar hanya bertumpu pada dua daerah saja yakni Kota Makassar sebagai pusat industri dan perdagangan, serta Kabupaten Luwu Timur yang merupakan pemasok komoditas ekspor nikel.

Kondisi tersebut mengindikasikan pembangunan dan pengembangan sektor perekonomian di Sulawesi Selatan cenderung timpang meski laju pertumbuhan ekonomi secara rerata mencapai 8,2% hingga 8,4% per tahun.

Paddu mencontohkan, 38% sumber pertumbuhan ekonomi Sulsel ditopang oleh aktivitas perekonomian Kota Makassar memiliki kawasan industri serta perkembangan sektor pedagangan, jasa, hotel dan restoran yang terus meningkat secara signifikan.

Sedangkan Kabupaten Luwu Timur sangat mempengaruhi kinerja ekspor Sulsel mengingat kabupaten tersebut merupakan penghasil nikel, komoditas ekspor utama Sulsel, serta merupakan pusat operasional PT Vale Indonesia Tbk..

"Dalam beberapa tahun terakhir ketimpangan ini semakin kentara, dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, hanya 2 daerah yakni Makassar dan Luwu Timur yang secara nyata mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Sulsel," katanya di sela-sela Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Perwakilan Sulsel, Kamis (18/12/2014).

Ketergantungan sebagian besar daerah terhadap sektor pertanian ikut memperlebar ketimpangan sumber pertumbuhan ekonomi lantaran sektor tersebut belum dikembangkan secara optimal.

Padahal, sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar PDRB Sulsel serta penyerap tenaga kerja tertinggi dengan persentase 57% dibandingkan dengan sektor lainnya.

"Pertumbuhan ekonomi Sulsel memang tinggi, tetapi ketimpangan kontribusi juga terus melebar antarkabupaten/kota. Pemda sebaiknya memperkuat kebijakan di sisi produksi dan mendorong sektor ekonomi secara merata dalam menghadapi kondisi ini tahun depan," katanya.

Di sisi lain, struktur penyaluran pinjaman dari perbankan di Sulsel cenderung kurang mendukung sektor perekonomian utama di daerah ini yakni pertanian.

Berdasarkan data Bank Indonesia, hingga kuartal III/2014 kredit perbankan untuk sektor pertanian sebesar Rp1,43 triliun atau hanya 1,7% dari total kredit yang disalurkan perbankan di Sulsel Rp80,46 triliun.

Realisasi penyaluran pinjaman perbankan untuk sektor pertanian itu jauh jika dibandingkan dengan sektor perdagangan yang mencapai Rp25,74 triliun serta sektor industri pengolahan (manufaktur) sebesar Rp4,2 triliun pada periode yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper