Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HUNIAN SUMBAR: Kebutuhan Rumah Capai 140.000 Unit

DPD REI Sumatra Barat memperkirakan kebutuhan rumah di daerah tersebut mencapai 140.000 unit, namun belum terpenuhi karena sulitnya persoalan lahan dan serapan rumah yang rendah.

Bisnis.com, PADANG---DPD REI Sumatra Barat memperkirakan kebutuhan rumah di daerah tersebut mencapai 140.000 unit, namun belum terpenuhi karena sulitnya persoalan lahan dan serapan rumah yang rendah.

Ketua Umum DPD Real Estate Indonesia (REI) Sumbar Hendra Gunawan mengatakan kebutuhan rumah di Ranah Minang masih sangat tinggi, namun belum bisa terpenuhi karena sejumlah persoalan.

“Persoalannya karena sulitnya mendapatkan lahan, perizinan dan kebijakan DP [down payment] yang tinggi,” katanya Selasa (16/12).

Menurutnya, kebijakan loan to value (LTV) yang keluarkan Bank Indonesia tahun lalu dengan kewajiban DP 30% dari harga rumah, menyebabkan pertumbuhan penjualan rumah turun drastis di Sumbar.

Padahal masyarakat setempat masih membutuhkan rumah. Namun besarnya uang pangkal menyebabkan masyarakat tidak mampu membeli rumah.

“Untuk bayar cicilan masyarakat umumnya mampu, yang memberatka itu adalah uang mukanya yang terlalu mahal,” katanya Hendra.

Dia mengharapkan regulator menurunkan tingkat kewajiban DP sehingga penjualan rumah kembali tumbuh, dan masyarakat berpenghasilan rendah tetap mampu membeli rumah.

Saat ini, katanya, REI Sumbar baru mampu membangun 2.000-3.000 unit rumah dalam setahun. Targetnya pada 2015 mendatang, lembaganya bisa membangun 5.000 unit rumah dengan komposisi 80% diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.

“Kami prioritaskan pembangunan di luar Kota Padang, seperti di Dharmasraya, Solok, Pasaman, dan Lima Puluh Kota,” ujarnya.

Pemilihan daerah tersebut, menurutnya adalah upaya untuk menyediakan rumah bagi masyarakat terpencil. Selain itu, juga memperhitungkan harga tanah yang masih terjangkau.

Sementara untuk Kota Padang dan Bukittinggi, Hendra menilai sudah sulit mengembangkan rumah sederhana karena harga tanah yang sangat mahal. Sehingga, prioritas pengembangan dialihkan ke daerah.

“Kami sudah ada sinergi dengan pemerintah untuk mempercepat proses pembebasan lahan untuk pembangunan perumahan bagi masyarakat kecil,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper