Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Riau: Gangguan Pasokan Bahan Pangan Penyebab Inflasi Semester II

Bank Indonesia Perwakilan Riau memperkirakan gangguan pasokan barang kelompok bahan pangan akan menyebabkan pertumbuhan inflasi selama semester kedua 2014, setelah pemerintah menaikam harga bahan bakar minyak bersubsidi.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara
Kabar24.com, PEKANBARU - Bank Indonesia Perwakilan Riau memperkirakan gangguan pasokan barang kelompok bahan pangan akan menyebabkan pertumbuhan inflasi selama semester kedua 2014, setelah pemerintah menaikam harga bahan bakar minyak bersubsidi.
 
Mahdi Muhammad, Kepala kantor Bank Indonesia Perwakilan Riau, mengatakan minimnya produksi barang kelompok bahan pangan menyebabkan provinsi tersebut bergantung pada pasokan dari daerah lain. Hal tersebut memunculkan kerawanan terhadap inflasi saat terjadi gangguan distribusi dan pasokan.
 
"Faktor penyebab inflasi Riau selama ini dari pangan, kami sudah mengingatkan pemerintah daerah agar meningkatkan produksi pangan di daerahnya," katanya di Pekanbaru, Senin (15/12).
 
Mahdi menuturkan peningkatan produksi bahan pangan sebanyak 20% dari produksi saat ini akan sangat membantu pemenuhan pasokan di Riau. Pasalnya, gangguan distribusi dan pasokan bahan pangan karena penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan hal lain akan langsung menyebabkan inflasi di wilayah tersebut.
 
Menurutnya, saat ini Riau masih defisit beras hingga 240.000 ton per tahun, karena hanya mampu memproduksi 434.144 ton per tahun dari luas panen yang mencapai 118.518 hektare. Padahal, kebutuhan beras Riau setiap tahunnya mencapai 674.144 ton per tahun.
 
"Tidak perlu lagi membicarakan perluasan lahan yang terbatas, karena peningkatan produksi dapat dilakukan dengan perbaikan infrastruktur, irigasi, dan teknologi pertanian," ujarnya.
 
Mahdi juga meminta keberpihakan pemerintah daerah terhadap pertanian dengan pengalokasian dan penyerapan dana APBD yang dilakukan secara tepat sasaran. Pemerintah daerah juga harus menerapkan teknologi dan menyiapkan cadangan beras yang dapat digunakan dalam kondisi krisis.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper