Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengadaan Beras Bulog NTB Gagal Penuhi Target

Target pengadaan beras pada 2014 sebanyak 190.000 ton di Nusa Tenggara Barat dipastikan tidak akan tercapai karena beberapa kendala teknis.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, MATARAM - Target pengadaan beras pada 2014 sebanyak 190.000 ton di Nusa Tenggara Barat dipastikan tidak akan tercapai karena beberapa kendala teknis.

"Salah satu kendala penyerapan beras produksi petani adalah adanya gagal panen di sejumlah lokasi tanam," kata Kepala Divisi Regional Bulog NTB, Kamis (12/11).

Dia menyebutkan realisasi serapan beras sejak Januari hingga 8 Desember 2014 hanya 164,7 ribu ton atau sebesar 86,70 persen dari target yang dibebankan sebanyak 190 ribu ton.

Realisasi tersebut tersebar di kantor Divre NTB sebanyak 77.995 ton, Subdivre Sumbawa 30.921 ton, Subdivre Bima 29.950 ton dan Subdivre Lombok Timur 25.868 ton.

Meskipun demikian, Sugit berharap realisasi serapan beras produksi petani hingga akhir Desember 2014 bisa melebihi realisasi serapan pada 2013 sebanyak 170.707 ton dari target 190 ribu ton.

"Kami masih melakukan pengadaan hingga menjelang akhir tahun ini agar realisasi serapan bisa lebih meningkat dibanding tahun sebelumnya," ujar Sugit.

Dia menjelaskan, pelaksanaan kebijakan pembelian gabah atau beras dalam negeri dengan ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2012.

Pembelian gabah atau beras tersebut dalam rangka menjaga kestabilan harga di tingkat petani.

Dalam melakukan pengadaan gabah atau beras produksi petani, kata Sugit, pihaknya menjalin kemitraan dengan 104 mitra kerja yang tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB.

Bulog Divre NTB juga membentuk satuan tugas (Satgas) sebanyak lima unit, di mana tiga unit berada di Divre NTB, satu unit di Subdivre Bima, dan satu unit di Subdivre Lombok Timur.

"Lima satgas itu diharapkan mampu membantu pencapaian target penyerapan beras sebanyak 190 ribu ton pada 2014 karena masing-masing membawa dana pembelian gabah sesuai dengan HPP," ujarnya.

Dia menyebutkan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada November 2014 rata-rata Rp3.698 per kilogram (kg), sedangkan di tingkat penggilingan rata-rata Rp4.245/kg.

Sementara harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan rata-rata Rp4.434/kg, dan harga beras di tingkat penggilingan rata-rata Rp7.144/kg.

"Harga gabah pada November 2014 mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya. Rata-rata kenaikan mencapai Rp100/kg. Beda dengan beras kenaikannya mencapai Rp500/kg," kata Sugit.

Menurut dia, satgas yang diterjunkan tidak perlu bersaing dengan para pengusaha yang langsung melakukan transaksi pembelian di tingkat petani dengan harga yang lebih mahal dari kemampuan beli Bulog.

"Bulog merupakan pertahanan terakhir di saat harga hasil produksi petani anjlok. Tapi ketika harga gabah berada di atas HPP itu sudah bagus. Bulog menjaga transaksi jangan sampai di bawah HPP, agar tidak merugikan petani," ujarnya. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper