Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabar Minta Kapal Rampasan Diberikan ke Nelayan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta rampasan kapal asing yang ilegal oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan diberikan kepada nelayan di daerah itu.
Kapal nelayan. Gubernur Jabar minta kapal asing hasil tangkapan diberikan kepada nelayan/Bisnis
Kapal nelayan. Gubernur Jabar minta kapal asing hasil tangkapan diberikan kepada nelayan/Bisnis

Bisnis.com,  BANDUNG—Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta rampasan kapal asing yang ilegal oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan diberikan kepada nelayan di daerah itu.

Gubernur Heryawan mengatakan aksi yang diinisiasi Menteri Susi Pudjiastuti tersebut patut dipuji karena kerugian akan ilegal fishing di perairan Indonesia sangat besar.

"Kemarin ada kapal nelayan China ditangkap 300 gross tonnage [GT]. Nelayan di Jabar untuk mendapatkan kapal 30 GT susah sekali," katanya di Bandung, Kamis (11/12).

Menurutnya, tangkapan kapal asing yang besar tersebut menunjukan pelaku illegal fishing asing di perairan Indonesia adalah nelayan kaya bermodal tinggi.

"Artinya mereka sudah maju, jadi bagus kalau dirampas," ujarnya.

Dia menilai jika kapal rampasan tersebut diberikan pada nelayan, maka tindakan kementerian tersebut pantas didukung.

"Kalau itu dilakukan kementerian saya setuju, apalagi jika diberikan pada nelayan-nelayan kita, itu bagus," katanya.

Meski sudah bertemu langsung dengan Menteri Susi, Aher mengaku belum mengajukan dan membicarakan soal kapal rampasan ini.

"Saya setuju untuk nelayan di Jabar Selatan, tapi mekanisme dan negoisasinya seperti apa itu kami kembalikan karena wewenang di pusat," ujarnya.

Sementara itu, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jabar menilai nelayan di daerah itu masih miskin salah satunya karena alih teknologi yang kurang tepat di mana program bantuan pemerintah seringkali tidak tepat sasaran dan akselerasinya terlalu cepat.

Ketua HNSI Jabar Ono Surono mencontohkan bantuan kapal 30 GT ke atas kepada kelompok usaha bersama (KUB) nelayan, di mana nelayan yang biasa mengunakan kapal ukuran kecil dipaksa untuk mampu mengelola kapal berukuran besar.

“Hal ini membuat pengelolaannya tidak maksimal dan menyebabkan program tersebut menjadi sia–sia,” katanya.

Dia menunjuk data dari Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Jabar tercatat populasi nelayan di daerah itu berjumlah 100.354 orang dengan perbandingan komposisi di pantai utara 71,86% dan pantai selatan 28,14%.

Sedangkan jumlah kapal penangkapan ikan tercatat 18.548 unit dengan komposisi kapal besar di atas 30 GT 2,04%, kapal sedang 10 GT–30 GT sebesar 7,79%, dan kapal kecil di bawah 10 GT sebesar 90,17%.

"Jika pemerintah tidak memberikan sentuhan teknologi untuk menggunakan kapal besar maka nelayan tidak akan mampu berdaya saing," ujarnya.

Oleh karena itu, dia mengharapkan untuk menjadikan nelayan yang andal dan produktif sekaligus mampu meningkatkan produksi ikan harus membangun kepribadian dan buday

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper