Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persaingan Tinggi, Harga Keramik Di Jatim Turun 50%

Tumbuhnya produksi keramik yang tidak sebanding dengan tingkat permintaan membuat sejumlah distributor di Jawa Timur menurunkan harga jual produk yang diperkirakan mencapai 50%.

Bisnis.com, SURABAYA – Tumbuhnya produksi keramik yang tidak sebanding dengan tingkat permintaan membuat sejumlah distributor di Jawa Timur menurunkan harga jual produk  yang diperkirakan mencapai 50%.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan ada beberapa industri keramik yang memang menurunkan harga jual di bawah 30%, tetapi di wilayah distributor harga jual bahkan turun hingga 50%.

Menurutnya, harga jual yang anjlok tersebut diduga terjadi akibat adanya persaingan dan perang harga yang tidak sehat antar distributor maupun toko.

Hal itu, lanjut Elisa, dikhawatirkan dapat mempengaruhi pertumbuhan industri keramik jangka panjang.

“Tingginya suplai barang tak sebanding dengan permintaan, terutama bagi pasar di sektor properti yang melambat tahun ini, apalagi anggaran untuk proyek pemerintah hampir berkurang 20%-30% dan dialihkan ke pembiayaan lain,” katanya kepada Bisnis, Senin (20/10/2014).

Elisa menjelaskan kapasitas produksi keramik dari tahun ke tahun terus meningkat. Bahkan industri keramik di Jawa Barat banyak yang melakukan relokasi dan ekspansi pabrik ke Jawa Timur.

Asosiasi mencatat, di Jawa Barat mempunyai komposisi jumlah pabrik keramik sebanyak 60%, dan disusul Jawa Timur yakni 30%, dan sisanya berada di wilayah timur Indonesia. Pabrikan yang berada di Gresik, Ngoro dan Surabaya Jawa Timur itu di antaranya seperti Roman, Arwana, Mulia, Asia Tile dan Diamond.

“Banyak pabrik yang menaikkan kapasitas produksinya sampai 30% dari tahun lalu, tapi euforia politik tahun ini sangat mempengaruhi permintaan karena uang lebih banyak dialihkan untuk kegiatan politik,” jelasnya.

Adapun kapasitas produksi keramik nasional hingga September tahun ini adalah 530 juta m2, sedangkan tahun lalu tercatat 380 juta m2.
 
Dia menduga, sejumlah toko dan distributor di Jawa Timur sementara ini menunda pendistribusian produk ke toko hingga stok barang bisa terjual habis dengan cara menurunkan harga jual yang jauh di bawah biaya produksi.

“Secara umum cara itu tidak sehat untuk jangka panjang, meski di wilayah lain kami belum melihat adanya harga jual yang seperti di Surabaya. Kami pun belum punya strategi agar harga keramik tidak jatuh,” katanya.

Dari pantauan Bisnis di Surabaya, beberapa toko bangunan dan toko khusus keramik seperti di Jl. Raya Menganti, tampak billboard yang menunjukan promosi pembelian keramik. Salah satu promo yang ditawarkan yakni beli granit bonus satu dus keramik.

Elisa menambahkan, pengusaha keramik pun masih menunggu kebijakan-kebijakan pemerintah baru untuk menumbuhkan industri.

Tahun ini, katanya, penjualan keramik cukup sulit. Selain karena politik, juga adanya kebijakan soal properti mulai dari aturan KPR hingga suku bunga dan angsuran.

“Mungkin kalau situasi ekonomi dan properti sudah membaik, harga juga akan bertahan dan akan membaik,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper