Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gubernur Bank Sentral Afsel: Investor Sambut Baik Lasetja Kganyago

Ditunjuknya Lesetja Kganyago sebagai gubernur bank sentral Afrika Selatan menggantikan Gill Marcus disambut baik oleh para investor, seiring tingginya harapan pada Kganyago untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan prostabilitas pertumbuhan.

Bisnis.com, JOHANNESBURG - Ditunjuknya Lesetja Kganyago sebagai gubernur bank sentral Afrika Selatan menggantikan Gill Marcus disambut baik oleh para investor, seiring dengan tingginya harapan pada Kganyago untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan prostabilitas pertumbuhan.

Sejak dedikasinya pada perekonomian Afsel, Kganyago dikenal sebagai pribadi yang tegas dan memiliki perhatian tinggi pada tingkat harga. Pengalamannya pun dinilai mumpuni untuk menduduki jabatan tersebut.

Kembalinya keyakinan investor ini diyakini merupakan sinyal positif bagi kepemimpinan Kganyago dan perekonomian Afsel yang sempat terkontraksi akibat tertahannya komunikasi antara pemerintah dan buruh mengenai upah minimum, sehingga memaksa sejumlah pabrik tambang menghentikan produksinya.

"Jika Kganyago lebih tegas dan berani dari gubernur sebelumnya, investor obligasi akan amat gembira. Kami yakin Kganyago akan mampu menstabilkan inflasi, yield akan terdampak positif," ungkap salah seorang investor, Jonathan Myerson di Johannesburg, Selasa (7/10/2014).

Pascaditetapkan untuk menduduki jabatan gubernur bank sentral, dalam pidatonya Kganyago menyampaikan dirinya akan menjaga kebijakan moneter yang berorientasi pada stabilitas inflasi. Sebelum menjabat sebagai gubernur, Kganyago merupakan wakil Marcus dan telah tujuh tahun bergabung bersama bank sentral.

Kganyago telah menyampaikan komitmennya untuk tidak mengecewakan pihak-pihak yang mendukungnya, dengan selalu memastikan keseimbangan antara nilai tukat dan tingkat suku bunga.

"Tugas Kganyago untuk mengelola tingkat suku bunga tidak mudah. Kita harapkan Kganyago mampu mengelola kebijakan moneter yang seimbang untuk mendorong pertumbuhan Afsel," ungkap ekonom Investec Ltd, Annabel Bishop.

Seperti diketahui, Afrika Selatan merupakan salah satu negara yang tergabung dalam BRICS bersama Brasil, Rusia, India, dan China, yang diyakini berpotensi menjadi penyumbang signifikan produk domestik bruto (PDB) dunia dalam beberapa tahun mendatang.

Namun, ketidakpastian pemulihan ekonomi global pun menggoyahkan negara perekonomian terbesar Benua Afrika tersebut, sehingga Morgan Stanley memasukkan Afsel pada The Fragile Five, lima negara dengan porsi defisit transaksi berjalan cukup besar terhadap PDB.

Pekan lalu, mata uang Afsel rand telah jatuh ke level terendahnya sejak Januari akibat defisit perdagangan Agustus yang melebar melebihi estimasi, terdampak oleh tingginya impor termasuk bahan bakar.

Sepanjang tahun ini, South African Reserve Bank telah dua kali menaikkan tingkat suku bunga untuk memerangi tingginya laju kenaikan harga di negara tersebut yang telah berada 6% di atas batas toleransi otoritas. Sejak diterpa resesi akibat krisis finansial global pada 2009 lalu, Afsel kini masih berupaya untuk menggeliatkan pertumbuhan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper