Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelindo III Kucuri Teluk Lamong Rp3,9 Triliun

PT Pelabuhan Indonesia III mengalokasikan dana sekitar US$325 juta atau setara Rp3,9 triliun pada kurs Rp12.135 per dolar untuk pengembangan lanjutan Terminal Teluk Lamong.

Bisnis.com, SURABAYA—PT Pelabuhan Indonesia III mengalokasikan dana sekitar US$325 juta – atau setara Rp3,9 triliun pada kurs Rp12.135 per dolar – untuk pengembangan lanjutan Terminal Teluk Lamong.

Pengembangan lanjutan antara lain pembangunan lapangan kargo curah serta pembelian fasilitas penunjang lain. Termasuk pembelian kereta pengangkut peti kemas otomatis atau kerap disebut automated container transport (ACT).

Corporate Secretary Pelindo III Yon Irawan mengungkapkan perseroan baru menarik dana US$500 juta atau lebih dari Rp6,06 triliun melalui obligasi global. Dana tersebut juga telah masuk rekening perseroan Rabu (1/10).

“65% dari dana ini untuk pengembangan Teluk Lamong tahap II  dan refinancing. Pembangunan antara lain lapangan curah kering dan persiapan monorel ACT,” jelasnya di sela-sela peresmian terminal penumpang Gapura Surya Nusantara di Tanjung Perak, Surabaya, Kamis (2/10/2014).

Dia menambahkan dana tersebut termasuk untuk pembelian kereta peti kemas otomatis berbasis monorel senilai Rp2 triliun-Rp2,5 triliun. Rangkaian pengembangan tahap II dimulai 2014 dan dijadwalkan selesai 2016 mendatang.

“Adapun sisanya sekitar US$175 juta  [Rp2,12 triliun] untuk pembelian modernisasi alat bongar muat peti kemas di Tanjung Perak, Tanjung Emas dan Banjarmasin,” urai Yon yang sebelumnya menjabat Senior Manager Treasury ini.

Terminal Teluk Lamong dibangun mulai tahun lalu dengan nilai investasi Rp4,6 triliun. Fasilitas dermaga domestik dan internasional beserta alat penunjang operasional mulai crane sampai truk sudah terpasang di terminal tersebut.

Kawasan seluas 38 hektare di tahap pertama juga sudah dilengkapi sarana perkantoran, gudang serta lapangan penumpukan peti kemas sehingga siap dioperasikan. Dalam pengembangan tahap kedua dibangun lapangan curah kering dan kereta pengangkut monorel.

Yon menguraikan sebagian dana pembangunan tahap pertama menggunakan pembiayaan komersial jangka pendek. Oleh karenanya dengan masuk dana dari obligasi global maka utang jangka pendek senilai US$325 juta di-refinancing.

“Obligasi berkupon 4,87% bertenor 10 tahun lebih pas untuk pengembangan pelabuhan yang berkarakter jangka panjang,” tambahnya.

Selain dana eksternal, urai Yon, investasi perseroan juga disokong dana internal Rp1 triliun-Rp2 triliun per tahun. Namun demikian, dana eksternal tetap menjadi tumpuan karena bertenor panjang.

Dia menambahkan saat ini utang perseroan US$590 juta. Jumlah itu setara 2,7 kali gross debt per earning before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA). Rasio tersebut di bawah batas maksimum utang yang ditetapkan direksi di level 3 kali EBITDA.

Rasio utang, tutur Yon, akan berkurang hingga di level 2,2 kali EBITDA pada 2016. Sehingga tidak menutup kemungkinan bila kebutuhan investasi meningkat maka akan digali sumber pendanaan eksternal lagi.

Berbagai utang tersebut juga dinilai tidak akan mengganggu keuangan perseroan utamanya atas risiko kurs. Pasalnya, 40% dari pendapatan yang tahun ini diproyeksi Rp2,5 triliun beredominasi dolar.

Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto memaparkan berbagai pengembangan fasilitas pelabuhan seperti Terminal Teluk Lamong, pendalaman Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan pelabuhan Manyar merupakan cara mendorong efisiensi.

“Sekarang kapal yang masuk berbobot 15.000 DWT [Dead Weight Tonnage] saat semua jalan tahun depan bisa 50.000 DWT masuk. Ini bisa menurunkan freight 40%,” jelasnya.

Selain mengembangkan pelabuhan barang, kata Djarwo, perseroan juga membangun terminal penumpang modern Gapura Surya Nusantara dengan investasi Rp160 miliar. Fasilitas ini dilengkapi garbarata dan ruag tunggu berpendingin layaknya bandara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper