Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Perdagangan Dominasi Kredit Modal Kerja di Soloraya

Bank Indonesia perwakilan Solo mencatat kredit modal kerja secara tahunan mengalami pertumbuhan yang hampir sama dibandingkan dengan pertumbuhan kredit investasi yaitu 22,23% dan 22,51%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 5,09%:
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, SOLO--Bank Indonesia perwakilan Solo mencatat kredit modal kerja secara tahunan mengalami pertumbuhan yang hampir sama dibandingkan dengan pertumbuhan kredit investasi yaitu 22,23% dan 22,51%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 5,09%:

Kredit modal kerja yang disalurkan di wilayah Eks Karesidenan Soloraya hingga Agustus 2014 sebesar Rp29,87 triliun atau meningkat sebesar Rp193,22 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, tumbuh sebesar 0,65% (mtm).

Pertumbuhan kredit modal kerja utamanya berasal dari pertumbuhan di sektor perdagangan besar dan eceran, terutama dalam penjualan suku cadang dan aksesoris sepeda motor di Kota Solo serta perdagangan cengkeh seiring dengan adanya musim panen cengkeh di Kabupaten Karanganyar.

"Berdasarkan pangsanya, kredit modal kerja paling banyak disalurkan untuk sektor perdagangan besar dan eceran dengan pangsa 46,74% atau sebesar Rp13,09 triliun. Apalagi modal kerja pada Lebaran cukup tinggi," papar Kepala Perwakilan BI Solo Ismet Inono, Rabu (24/9)

Kinerja perbankan secara umum di wilayah Soloraya pada Agustus 2014 mengalami peningkatan. Secara tahunan (year on year), indikator utama perbankan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, meliputi aset (16,81%), Dana Pihak Ketiga (DPK) (14,43%) dan kredit/pembiayaan (17,40%). Penyaluran kredit di sebagian besar sektor ekonomi mengalami pertumbuhan.

Sementara itu, kredit investasi Eks Karesidenan Soloraya pada Agustus 2014 tercatat sebesar Rp7,86 triliun mengalami sedikit peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp7,85 triliun dengan dominasi sektor ekonomi adalah sektor real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan dengan pertumbuhan sebesar 19,18% (mtm).

"Banyak pelaku properti yang melirik Soloraya sebagai investasi yang cukup baik," paparnya.

Dari sisi penyaluran kredit konsumtif, kata Ismet, pertumbuhan KPR bank umum pada Agustus 2014 sebesar 4,07% (mtm). Dari penyaluran KPR tersebut, KPR rumah tinggal tipe 22 s.d. 70 tumbuh sebesar 11,27% (mtm), namun terdapat penurunan kredit kepemilikan rumah toko atau rumah kantor serta rendahnya pertumbuhan kredit kepemilikan rumah tinggal tipe di atas 70.

Menurutnya, lesunya pertumbuhan sejalan dengan kebijakan LTV oleh Bank Indonesia yang mulai diberlakukan sejak bulan September 2013 dimana khusus untuk KPR tipe 70 ke atas untuk fasilitas kredit kepemilikan rumah pertama diwajibkan terkena LTV sebesar 70%, fasilitas kredit kedua sebesar 60%, dan fasilitas ketiga dan seterusnya sebesar 50%.

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) tercatat mengalami perlambatan sebesar 10,97% (yoy) dan 4,47% (mtm). Hampir seluruh kredit kendaraan bermotor mengalami perlambatan, namun perlambatan terbesar dialami oleh kredit kendaraan bermotor roda empat dimana secara nominal kredit mengalami penurunan hingga Rp14,25 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper