Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Brasil Raih Surplus Pertama Kali pada Maret 2014

Brasil menorehkan rekor surplus perdagangan pada Maret 2014, menandakan pemulihan ekonomi setelah 2 bulan berturut-turut mencatatkan defisit.
/repro
/repro

Bisnis.com, BRASILIA—Brasil menorehkan rekor surplus perdagangan pada Maret 2014, menandakan pemulihan ekonomi setelah 2 bulan berturut-turut mencatatkan defisit. Meskipun begitu, rekor tersebut masih berada di bawah level historis.

Neraca perdagangan Negeri Samba ini terpukul akibat kenaikan harga impor bahan bakar minyak dan merosotnya harga bijih besi. Depresiasi tajam peso juga menahan ekspor ke beberapa negara tetangga.

Data pemerintah yang dirilis Selasa (1/4/2014) menunjukkan suplus neraca perdagangan Brasil sesuai dengan perkiraan pasar yaitu US$100 juta, sedangkan defisit neraca perdagangan pada Februari 2015 mencapai US$2,13 miliar.

Ekspor komoditas mengalami surplus US$162,6 juta pada Maret 2013, tetapi suplus neraca perdagangan rata-rata hanya sebesar US$2 miliar sepanjang 2002-2012.

Menyusutnya surplus perdagangan Brasil mengikis keseimbangan eksternal sehingga memperbesar kesenjangan neraca transaksi berjalan menjadi 3,69% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada Februari tahun ini dari 2,82% pada periode yang sama tahun lalu.

Memburuknya neraca perdagangan adalah tantangan serius bagi Pemerintah Brasil. Negeri tersebut mengalami pelemahan permintaan domestik untuk ekspor seiring dengan belum pulihnya ekonomi dunia.

Tidak hanya itu, rendahnya produktivitas manufaktur Brasil mengakibatkan sektor ini tidak mampu bersaing dengan perusahaan asing.

Sementara itu, real, mata uang Brasil terdepresiasi lebih dari 13% terhadap dolar AS. Sayangnya, pelemahan mata uang tidak berdampak signifikan pada kenaikan ekspor. Terjungkalnya real justru menaikkan harga impor BBM.

Total ekspor pada Maret tahun ini turun hampir 9% dari perode yang sama tahun lalu. Impor juga merosot dengan laju sama pada Maret tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper