Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia vs Ukraina: Putin Minta Seluruh Tentara Bersiaga di Pangkalan Militer

Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pasukan militer yang terlibat dalam latihan militer untuk kembali ke barak mereka.
Presiden Rusia Vladimir Putin/Bisnis.com
Presiden Rusia Vladimir Putin/Bisnis.com

Bisnis.com, NEW YORK - Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pasukan militer yang terlibat dalam latihan militer untuk kembali ke barak mereka.

Hal itu disampaikan Kantor Berita Rusia mengutip Juru Bicara Gedung Kremlin -pusat pemerintahan Rusia- pada Selasa (4/3/2014). Putin meminta agar pasukan militer Rusia yang masih berlatih segera kembali ke pangkalan militer mereka.

Dmitry Peskov mengatakan latihan militer, yang menyangkal Moskow dikaitkan dengan peristiwa di Ukraina, telah sukses. Latihan berlangsung di Rusia barat, daerah yang berbatasan dengan Ukraina.

Pemimpin terguling Ukraina Viktor Yanukovich telah menyurati Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memohon agar menggunakan kekuatan militer demi menegakkan hukum di Ukraina.

"Negeri ini telah jatuh ke dalam kekacauan dan anarki," kata Dubes Rusia di PBB, Vitaly Churkin membacakan surat Yanukovich kepada wartawan usai pertemuan mendadak Dewan Keamanan PBB itu.

"Negeri ini ada dalam cengkeraman langsung teror dan kekuasaan yang digerakkan Barat."

"Orang dieksekusi karena alasan politik dan bahasa," kata Yanukovich dalam suratnya yang dibagikan Churkin.

"Pada konteks ini, saya memohon Presiden Rusia Vladimir V. Putin untuk menggunakan angkatan bersenjata Federasi Rusia untuk memulihkan ketertiban hukum, perdamaian, tatanan, stabilitas dan melindungi rakyat Ukraina."

Churkin membawa satu salinan surat Yanukovich ke para anggota Dewan Keamanan di mana terjadi saling tuding antara para duta besar Barat dan duta besar Rusia selama satu setengah jam. Churkin mengatakan surat itu tertanggal 1 Maret.

Setelah Churkin berpidato, Dubes AS di PBB Samantha Power membantah klaim Rusia bahwa warga Ukraina berbahasa Rusia berada di bawah ancaman di negara bekas Uni Soviet itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper