Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONFLIK KOREA: Korea Utara Didesak Hentikan Ancaman Perang

BISNIS.COM, WELLINGTON-Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully mendesak Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) agar menghentikan ancaman terhadap Korea Selatan.DPRK, Sabtu (30/3), mengumumkan negara itu akan memasuki "keadaan perang" dengan

BISNIS.COM, WELLINGTON-Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully mendesak Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) agar menghentikan ancaman terhadap Korea Selatan.

DPRK, Sabtu (30/3), mengumumkan negara itu akan memasuki "keadaan perang" dengan Korea Selatan dan menjanjikan tindakan fisik keras terhadap setiap tindakan provokasi.

"Semua masalah antara kedua Korea akan ditangani sesuai dengan kondisi perang," kata DPRK --nama resmi Korea Utara-- di dalam satu pernyataan.

"Kondisi lama di Semenanjung Korea, yakni tak ada perdamaian tapi juga tak ada perang, akhirnya usai," kata pernyataan tersebut, yang disiarkan oleh KCNA.

Negara itu telah mengancam akan melancarkan serangan hampir setiap hari sejak dikenakan sanksi oleh PBB karena DPRK (Korea Utara) melakukan ujicoba nuklir ketiga pada 12 Februari, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi (1/4/2013).

McCully mengatakan di dalam satu pernyataan pada Ahad (31/3) ancaman paling akhir DPRK tidak konstruktif dan beresiko meningkatkan ketegangan.

Dia menyatakan Pemerintah Selandia Baru tak ingin melihat kemunduran lebih lanjut dalam perdamaian dan Kestabilan di wilayah itu. Selandia Baru juga mendesak DPRK agar mematuhi kewajibannya berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Pada Sabtu, Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr juga mengutuk babak ancaman paling akhir oleh DPRK terhadap Korsel  dan Wilayah Asia-Pasifik.

Namun, ia mengakui Kedutaan Besar Australia di Seoul tak menemukan bukti mengenai peningkatan persiapan militer oleh DPRK.

Carr mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa tindakan paling akhir tersebut adalah bukti bahwa DPRK "menempatkan militerisme di depan kepentingan rakyatnya".

"Sanksi PBB memberlakukan embargo ketat atas pasokan senjata dan barang nuklir ke Korut. Australia mempertimbangkan sanksi ekonomi lebih lanjut atas Korut dan telah mendesak semua negara agar melakukan pelaksanaan ketat semua tindakan yang ada," katanya.(antara/xinhua/oana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran Yunus
Editor : Others
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper