Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Budiono Darsono jadi miliarder baru

Selamat ya...jadi konglomerat papan atas. Saya bangga, tetapi juga ngiri amat. Kalimat selamat itu terpampang di twitter Budiono Darsono dilontarkan follower-nya yang sebenarnya juga salah satu bos media massa di Tanah Air.

Selamat ya...jadi konglomerat papan atas. Saya bangga, tetapi juga ngiri amat. Kalimat selamat itu terpampang di twitter Budiono Darsono dilontarkan follower-nya yang sebenarnya juga salah satu bos media massa di Tanah Air.

Budiono yang lahir di Semarang, 1 Oktober 1960 itu `resmi' menjadi miliarder baru setelah mencapai kata sepakat akuisisi 100% saham PT Agranet Multicitra Siberkom, pengelola situs berita detik.com, dengan Chairul Tanjung, pemilik CT Corp.

Sumber Bisnis kemarin mengungkapkan nilai akuisisi tersebut mencapai US$60 juta atau setara dengan Rp512,82 miliar dengan kurs Rp8.547 per dolar AS. Budiono, pendiri detik.com, ketika ditemui Bisnis mengakui transaksi divestasi Agranet sudah disepakati.

Soal nilai transaksi jangan saya yang ngomong. Yang jelas terms and conditions transaksi sudah disepakati dan dalam 1 bulan ke depan proses legal sudah dituntaskan. Jumlah yang diakuisisi adalah 100% yang mencakup saham Budiono Darsono dan kawankawan serta yang dimiliki Tiger Investment, perusahaan yang berbasis di New York, tuturnya di Jakarta, kemarin.

Biasanya perpindahan kepemilikan perusahaan akan santer dengan berita efisiensi yang tentu saja kadang tidak nyaman bagi sejumlah karyawan yang berlindung di bawahnya. Namun, dia mencoba menghembuskan berita sejuk.

Pasca akuisisi tersebut, Budiono menjamin belum ada perubahan dalam struktur organisasi di detik.com meski CT Corp dapat saja menempatkan sejumlah personelnya di Agranet dalam waktu dekat.

Saya dan Abdul Rahman [pendiri situs berita tersebut] untuk sementara masih berada di perusahaan. Mereka menilai kami adalah sumber daya baru bagi CT Corporation, sehingga diminta jangan ada yang keluar dari detik.com.

Rencana bisnis perusahaan selepas pergantian kepemilikan juga belum mengalami perubahan dan tetap mengacu pada target yang sudah dipatok pada awal tahun.

Keberhasilan Chairul Tanjung mengambil alih 100% saham Agranet cukup berliku untuk ditelusuri karena dikabarkan membutuhkan waktu selama 2 tahun. Pinangan bos CT Corp itu sempat bertepuk sebelah tangan karena ketidaksesuaian harga.

Budiono mengatakan tidak banyak pertemuan formal di balik proses akuisisi ini. Kedua pihak justru menemukan kecocokan melalui sejumlah pertemuan informal.

Situasi berubah dengan cepat ketika terjadi kenaikan harga penawaran proses akhir menuju kesepakatan penjualan. Pada tahap akhir ketika disepakati harga penjualan detik.com, proses akuisisi berlangsung singkat hanya 4 hari, ujarnya.

Sumber Bisnis menyebutkan tahun lalu Chairul Tanjung sempat menawar situs tersebut senilai US$30 juta tetapi ditolak oleh pemegang saham.

Proses negosiasi terus berlanjut, sampai 3 pekan lalu tercapai kesepakatan harga di level US$60 juta.

Namun, Budiono tetap menolak berkomentar terhadap angka tersebut. Selain kesesuaian harga, dia menyebutkan kesamaan obsesi para pendiri detik.com dengan Chairul Tanjung mengenai industri media baru menjadi alasan lain dari keberhasilan akuisisi ini.

Budiono memandang Chairul Tanjung sebagai pengusaha yang sangat gigih dalam berupaya meng akuisisi detik.com. Selain CT Corp terdapat tiga hingga empat investor dari dalam dan luar negeri yang juga berminat mengakuisisi situs berita tersebut.

Bisnis mendapatkan informasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk termasuk ke dalam barisan pelamar detik.com. BUMN telekomunikasi itu bahkan sempat menggelar uji tuntas (due diligence) dan dilanjutkan dengan penawaran harga.

Namun, proses ini tidak menuai kesepakatan karena ketidaksesuaian harga. Namun, lagi-lagi Budiono menolak memberi penjelasan detail mengenai minat Telkom terhadap detik.com.

Modal Rp40 juta

Detik.com hanyalah satu dari sekian situs online pada era dotcom booming pada 1990-an. Ibarat komodo, situs ini berhasil selamat dari kerontokan perusahaan sejenis.

Agranet, pengelola situs berita itu, berdiri pada 1995 sebagai penyedia jasa pembuatan situs. Salah satu kliennya pada waktu itu Kompas.com. Pada 1998, Budiono dan kawan-kawan mulai merintis portal berita detik.com lantaran idenya mengenai situs berita online tak menuai tanggapan klien.

Situs detik.com diprakarsai oleh Budiono Darsono, Abdul Rahman, Yayan Sopyan, Calvin Lukmantara dan Didi Nugrahadi dengan investasi awal Rp40 juta pada 1998. Dalam perjalanannya, Agranet sempat mengalami masa sulit ketika krisis perusahaan dotcom terjadi pada 2000. Lepas dari krisis, pelopor penyedia berita online ini terus melaju dengan sangat pesat.

Berawal hanya dari satu jurnalis, detik.com terus memantapkan posisinya di jagat media. Kontennya beragam mulai dari politik, keuangan, teknologi, olah raga, otomotif, kuliner, hiburan, dan kesehatan.

Tidak hanya berita online, detik.com juga memiliki detik TV. Konten diantarkan melalui beragam platform dari website, pesan layanan singkat (SMS), juga WAP. Pengguna juga dapat memanfaatkan layanan blog dan forum. Pundi-pundi perusahaan kian bertambah dengan hadirnya layanan mobile yang mulai ditawarkan pada awal 2004.

Detik.com terus mengembangkan aplikasi. Buku Kuning, misalnya, layanan yang ditargetkan menjadi gudang data direktori Indonesia ini dilengkapi dengan data koordinat peta digital guna memudahkan pencarian alamat. Para pembaca juga dapat berbagi alamat yang dimilikinya. Pembaca bisa melakukan input data setelah teregistrasi dalam detik_ID.

Layanan lainnya adalah detik Deal, penyedia informasi mengenai harga diskon. Agranet kini tengah bersiap siap mengembangkan detik Kios.

Pada tahun ini, Agranet mengin car laba senilai Rp40 miliar naik 100% dibandingkan dengan perole han pada tahun lalu. Budiono mengatakan masuknya Chairul Tanjung ke situs berita tersebut diyakini mampu mendongkrak pen dapatan Agranet.

Selama 13 tahun kami mengelola detik.com, kami sampai pada kes impulan perlu ada investor baru.

Perolehan detik.com seharusnya bisa lebih tinggi dari yang sekarang kami dapat, tetapi kami terkendala oleh kapasitas yang terbatas, baik finansial maupun sumber daya lain nya ujarnya.

Ke depannya, Agranet akan terus memperkuat layanan aplikasi. Dalam waktu dekat misalnya, Agranet menggandeng Apple Inc. akan meluncurkan aplikasi berta juk detik Kios. Pengguna dapat membeli beragam produk, seperti buku dan majalah dan membaca nya melalui perangkat iPad.

Formula pembagian pendapatan nya adalah 30% untuk Apple, 30% untuk detik.com, dan 40% untuk penerbit atau pemilik konten.

Sejumlah aplikasi baru tengah menunggu untuk diluncurkan. Agranet tengah mengembangkan layanan bertajuk alamat.com yang akan memudahkan pengguna untuk mencari lokasi. Ke depannya layanan ini juga akan dilengkapi dengan fitur peta.

Ke mana Budiono setelah akuisisi ini? Pria itu masih punya banyak mimpi. Jika nantinya pensiun, saya akan menghindari bisnis seje nis. Saya ingin membuka warung kopi.

Bisnis CT Corp

Akuisisi detik.com kian memperlebar bisnis CT Corp lini yang saat ini memiliki tiga bisnis, yaitu penyedia jasa keuangan, media, gaya hidup, dan hiburan, serta sumber daya alam.

Mega Corpora menangani bisnis penyedia jasa keuangan. Selain me ngendalikan Bank Mega, CT Corp juga memiliki Bank Mega Syariah.

Juga masuk ke bisnis pembiayaan lewat PT Para Multifinance, PT Mega Central Finnace, dan PT Mega Oto Finance. Di bisnis asuransi, CT Corp mengibarkan PT Mega Insurance.

Selanjutnya, sektor media, life style dan hiburan dikendalikan oleh Trans Corpora, yang memayungi televisi swasta nasional Trans TV dan Trans 7. Di bisnis gaya hidup, bisnis Chairul Tanjung terbentang dari sektor ritel, termasuk makanan dan minuman hingga penyedia jasa perjalanan.

Adapun sektor sumber daya alam yang berada di bawah CT Global Resources. Pada pertengahan Maret 2010, Chairul Tanjung melalui PT Trans Retail, juga menggelar akuisi si 40% saham PT Carrefour Indonesia. (Lutfi Zaenudin) ([email protected]/[email protected])

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper